Bantu Irak Rebut Ramadi dari ISIS, AS Kirim 1.000 Rudal Anti-Tank

"VBIED (senjata anti-tank) ini adalah sesuatu yang kita punya untuk membantu Irak dan mitra kami di Suriah agar tak mengalami kekalahan."

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 21 Mei 2015, 08:14 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2015, 08:14 WIB
Bantu Irak Rebut Ramadi, AS Kirim 1.000 Rudal Anti-Tank
Tentara Irak. (Reuters)

Liputan6.com, Baghdad - Jatuhnya Kota Ramadi ke tangan kelompok militan ISIS, memicu militer Amerika Serikat mengirimkan 1.000 rudal antitank untuk pemerintah Irak.

"Rudal itu untuk membantu menghadapi kendaraan peluncur bahan peledak yang diimprovisasi, yang digunakan dalam perang di Ramadi, di sebelah Barat ibukota Baghdad," ujar seorang juru bicara militer AS, Kolonel Pat Ryder seperti dikutip dari BBC, Kamis (21/5/2015).

 "VBIED (senjata anti-tank) ini adalah sesuatu yang kita punya untuk membantu Irak dan mitra kami di Suriah agar tak mengalami kekalahan," tambah Ryder.

Tentara Irak di daerah tersebut juga diperkirakan akan menyerang ISIS sesegera mungkin, dan bergabung dengan sekitar 3.000 pejuang milisi Syiah.

Selain itu, AS juga akan memberikan perlindungan dari udara kepada milisi Syiah yang berupaya merebut kembali Ramadi, dengan syarat milisi itu berada di bawah komando pemerintah Irak.

Washington kini sedang mempertimbangkan pula untuk mempercepat pelatihan dan pemberian peralatan, kepada pasukan-pasukan masyarakat kesukuan untuk melawan ISIS.

Pengungsi diijinkan Masuk Baghdad
 
Sementara itu, ribuan warga Irak yang mengungsi dari Ramadi akhirnya diizinkan masuk ke Baghdad setelah menunggu selama beberapa hari.

Pihak berwenang sempat melarang para pengungsi ini menyeberang ke Baghdad, karena kekhawatiran akan dimanfaatkan para militan ISIS sebagai tameng untuk memasuki ibukota.

Lebih dari 40.000 orang mengungsi di Provinsi Anbar setelah jatuhnya ibukota provinsi, Ramadi, ke tangan ISIS pada Jumat 15 Mei. Angkatan bersenjata Irak gagal mempertahankan wilayah itu dari para militan.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi terbang ke Rusia pada Rabu 20 Mei waktu setempat, untuk bekerjasama dengan militer di sana.

Presiden Abadi yang bepergian dengan sejumlah menteri dan penasihat, akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis ini. (Tnt)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya