Liputan6.com, Washington DC - Amerika Serikat mengklaim membunuh tokoh kunci kelompok Negara Islam atau ISIS di Suriah, Abu Sayyaf. Pemimpin senior sekaligus 'Menteri Perminyakan' ISIS itu tewas dalam operasi yang digelar pasukan komando Delta Force di Suriah bagian timur sejak Jumat malam hingga Sabtu 16 Mei 2015.
"Pimpinan ISIS itu diidentifikasi Abu Sayyaf, tewas dalam baku tembak sengit. Ia melawan saat hendak ditangkap dalam serangan di Al-Amr, Suriah timur," ucap Menteri Pertahanan AS Ash Carter dalam sebuah pernyataan di Washington DC, seperti dikutip dari CNN, Minggu (17/5/2015).
Pasukan AS juga menangkap istri Abu Sayyaf, Umm Sayyaf. Kini, ia berada di tahanan militer AS di Irak. Dia diduga terlibat dalam kegiatan teror sang suami.
"Kami menduga Umm Sayyaf adalah anggota ISIS, memainkan peran penting dalam kegiatan teroris ini, dan mungkin telah terlibat dalam perbudakan wanita muda yang diselamatkan tadi malam (Jumat 15 Mei 2015)," ujar Juru Bicara Gedung Putih Urusan Keamanan Nasional, Bernadette Meehan, seperti dilansir CNN.
Menurut Meehan, penyerbuan di Suriah timur itu atas perintah Presiden AS Barack Obama.
"Tadi malam (Jumat 15 Mei 2015), atas perintah Presiden, personel AS keluar dari Irak untuk melancarkan operasi di Al-Amr di Suriah timur untuk menangkap pemimpin senior ISIS yang dikenal sebagai Abu Sayyaf dan istrinya Umm Sayyaf," tutur Meehan.
Salah satu sumber kepada CNN menyebutkan, operasi darat dipimpin pasukan komando Delta Force. "Ada sekitar 2 lusin personel Delta Force dari sekitar 100 prajurit yang terlibat operasi tersebut," beber sumber tersebut.
Menurut dia, dengan menggunakan helikopter Sikorsky UH-60 Black Hawk dan pesawat tiltrotor Bell Boeing V-22 Osprey, pasukan Delta Force kemudian memasuki lokasi Abu Sayyaf.
Terjadilah pertempuran sengit. Para militan ISIS berupaya mempertahankan gedung tempat Abu Sayyaf berada. "Mereka bahkan mencoba menggunakan perisai manusia, namun pasukan AS berhasil membunuh para militan tersebut tanpa menyakiti perempuan dan anak-anak," kata pejabat tersebut tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Adapun Menhan Carter mengatakan, Sayyaf adalah warga Tunisia. Sayyaf merupakan komandan ISIS yang membantu mengelola penjualan minyak dan gas di pasar gelap. Penghasilan dari penjualan minyak itu yang kemudian menjadi dana bagi ISIS dalam berperang. (Ans)
Pasukan AS Bunuh Abu Sayyaf, Tokoh Kunci ISIS di Suriah
Pemimpin senior sekaligus 'Menteri Perminyakan' ISIS itu tewas dalam operasi yang digelar pasukan komando Delta Force di Suriah timur.
Diperbarui 17 Mei 2015, 05:38 WIBDiterbitkan 17 Mei 2015, 05:38 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Punggahan, antara Tradisi Kejawen Jelang Ramadhan dan Perintah Agama
Posisi Manchester United Rawan, Petinggi Klub Pertimbangkan Pemecatan Ruben Amorim
PDIP Boikot Retret Kepala Daerah Usai Hasto Ditahan KPK, Apa Dampaknya?
Tradisi Nadran Jelang Ramadan di Kabupaten Ciamis
Kasus Pagar Laut Tangerang, Bareskrim Periksa 4 Tersangka Pekan Depan
Terminal LPG Bima Beroperasi, Perkuat Infrastruktur Energi Nasional di Indonesia Timur
Pola Diet Terbaik untuk Orang dengan Diabetes, Apa Saja?
Danantara jadi Katalis Positif Pertumbuhan Ekonomi RI
Gagal Lolos ke Liga Champions, Chelsea Bakal Dipaksa Jual Cole Palmer
Budi Daya Ikan dengan Sistem Bioflok, Hemat Pakan Lebih Banyak
Jadi Sound Viral di TikTok, Ini Makna Lagu 'Cruel Summer' Taylor Swift
Jaga Ketahanan Pangan Bisa Dimulai dari Rumah Sendiri, Ini Buktinya