Pria Jepang yang Ajak Jalan Kura-kura

Dianggap anak sendiri, si kura-kura bernama Bon-chan ini selalu diajak jalan-jalan.

oleh Indy Keningar diperbarui 14 Jun 2015, 10:04 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2015, 10:04 WIB
Pria Jepang yang Ajak Jalan Kura-kura
Dianggap anak sendiri, si kura-kura bernama Bon-chan ini selalu diajak jalan-jalan.

Liputan6.com, Tokyo - Seorang pria asal jepang dan kura-kura peliharaannya yang lucu menjadi terkenal di dunia maya. Sejak foto mereka berjalan-jalan di Kota Tokyo jadi viral, pria yang bekerja sebagai direktur pemakaman ini, Mitani Hisao, mengungkapkan bahwa si kura-kura sudah menjadi peliharaannya selama 19 tahun.

Kura-kura tersebut seakan menggantikan posisi anak yang tidak pernah dimilikinya. Hisao menambahkan, saat pertama kali melihatnya lewat jendela toko hewan peliharaan, kura-kura Afrika ini masih bayi dan ukurannya hanya 5 cm.

“Saya tidak pernah punya anak. Namun 19 tahun lalu istri saya menatap mata si kura-kura mungil dan saya langsung merasa punya ikatan dengannya,” tutur Mitani seperti dikutip dari odditycentral.com, Minggu (14/6/2015).

“Saya tidak mau meninggalkan toko sebelum membawanya,” imbuh Mitani.

Pasangan ini kemudian 'mengadopsi' si makhluk mungil yang diberi nama Bon-chan, dan merawatnya seakan anak sendiri.

Namun, Mitani dan istrinya tidak menyangka Bon-chan akan menjadi sebesar itu. Kini, Bon-chan yang sudah dewasa memiliki diameter cangkang 75 centimeter dan beratnya 70 kilogram.

Dari tahun ke tahun, Mitani dan Bon-chan menjadi semakin dekat. Duo ini selalu berjalan-jalan bersama, 'berbagi rahasia', bahkan mengenakan pakaian serasi.

Bon-chan berjalan-jalan bersama ayahnya (foto: twitter)

“Bon-chan satu-satunya di keluarga yang mau mendengarkan saya, jadi saya percaya padanya. Saya hanya perlu memanggilnya, dan ia berjalan ke arah saya. Ia tahu semua rahasia saya. Kalau ia bisa bicara, saya sudah kena masalah,” kelakar Mitani.

Mitani mengajak Bon-chan berjalan-jalan dua sampai tiga kali dalam seminggu.

“Bon-chan senang jalan-jalan. Saya punya rute sendiri yang membutuhkan waktu satu setengah jam untuk menempuhnya. Saya cukup sabar, namun Bon-chan sebetulnya tidak lambat, ia hapal rute itu dan punya pemikiran kuat. Sehingga jadi saya yang mengikutinya, bukan sebaliknya. Kami jalan di lingkungan sekeliling dan cukup terkenal di sini.”

Setiap berjalan-jalan, Mitani selalu membawa tas berisi wortel dan kubis untuk makanan Bon-chan, kantong plastik untuk memungut kotorannya, dan sebotol air untuk membasuh air kencingnya dari trotoar.

Ia juga terkadang membawa Bon-chan ke rumah pemakaman.

“Orang-orang yang datang merasa sedih, tapi melihat Bon-chan membuat mereka tersenyum. Saya bangga anak saya membawa pengaruh baik pada orang lain,” ujar Mitani mengakhiri pembicaraan. (Ikr/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya