Liputan6.com, India - Bocah dengan julukan "Boy of Bengal" lahir dari keluarga petani miskin di desa Mundul Kiprah, Bengala, pada bulan Mei 1783. Kebahagiaan keluarga itu untuk memiliki keturunan hampir saja padam, lantaran bayi mereka yang baru lahir memiliki dua kepala. Bidan yang ketakutan pun berusaha untuk membunuh bayi dengan melemparkannya ke dalam api. Namun, secara ajaib, bayi tersebut dapat diselamatkan meskipun menderita luka bakar pada bagian mata, telinga, dan kepala bagian atas.
Seperti yang dilansir thehumanmarvels.com, pada hari Senin (3/8/2015), bila dibandingkan dengan perkembangan rata-rata anak normal pada umumnya, kedua kepala bocah tersebut memiliki ukuran dan perkembangan yang sama. Kepala kedua berada tepat di atas kepala utama, namun, dalam posisi terbalik.
Anehnya, kepala kedua dari anak ini tampaknya dapat berfungsi secara independen dari kepala utama. Misalnya, ketika kepala utama anak itu menangis atau tersenyum, kepala kedua tak selalu mengekspresikan hal yang sama.
Advertisement
Ketika kepala utama sedang makan, kepala kedua akan menitiskan air liur. Ketika kepala utama tidur, kepala kedua sering terlihat masih terjaga. Lebih dari itu, jika kepala kedua sedang diberi ASI, kepala utama juga akan melakukan gerakan mengisap dengan mulutnya.Â
Meskipun kepala utama terbentuk dengan baik, kepala kedua dari anak ini memiliki beberapa kelainan, seperti mata dan telinga yang tidak terbentuk secara sempurna. Lidahnya kecil dan bentuk rahang berlainan, namun kedua kepala dapat bergerak sewajarnya.
Meskipun anak ini menyita banyak perhatian orang, "Boy of Bengal" ini tidak pernah mendapatkan pemeriksaan medis sejak lahir, sementara sebagian besar perhatian pers terhadap anak ini hanya tertuju pada penampilannya yang tak wajar. Beruntung, anak berkepala dua ini tidak pernah mengidap sakit parah terkait dengan kondisinya. Namun malangnya, bocah ini meninggal pada usia empat tahun karena digigit ular kobra. Kemalangan bocah asal Bengala ini tidak berakhir sampai di situ.
"Boy of Bengal" ini kemudian dimakamkan dekat Sungai Boopnorain, di luar kota Tumloch. Tak lama setelah dikebumikan, jasadnya dicuri oleh seorang agen garam dari East India Company. Kabarnya, agen tersebut memutilasi mayat bocah dan menjual kepalanya ke Kapten Buchanan dari East Indian Company. Kapten Buchanan kemudian membawa tengkorak ke Inggris, dan berakhir di tangan teman dekatnya, Everard Home.
Ketika kepala "Boy of Bengal" dibedah oleh Everard Home, ia menemukan bahwa anak tersebut memiliki dua otak, namun terpisah. Kedua otak memiliki cangkang masing-masing dan mendapatkan nutrisi yang sama untuk dapat bertahan hidup serta berpikir. Kini tengkorak "Boy of Bengal" ini dapat dilihat di Museum Hunterian di dalam Royal College of Surgeons of London. (Dsu/hdy)