Liputan6.com, Jakarta - 24 Agustus 1954 menjadi tanggal yang kelam bagi negara Brasil. Sang Presiden kala itu, Getulio Vargas bunuh diri di Istana Presiden, Rio de Janeiro, dengan menembakkan pistol ke bagian kiri dadanya hingga peluru menembus jantung. Tindakan itu dilakukan di tengah desakan mundur dari Angkatan Udara.
Di samping Vargas, ada secarik kertas berisi catatan terakhir. "Untuk mereka musuh-musuh yang membenciku, kuwariskan kematianku ini. Aku menyesal belum bisa menerapkan seluruh kebijakan yang tepat, yang sebelumnya aku telah rencanakan," tulis Vargas, seperti dimuat koran Manchester Guardian edisi 25 Agustus 1954.
Dalam surat itu, Vargaz juga mengutarakan rasa kekecewaannya atas perekonomian Brasil yang kian memburuk. Dia menyebut, upaya untuk meningkatkan derajat dan menyejahterakan rakyat Brasil terhambat oleh campur tangan dan kepentingan asing.
"Tak ada yang tersisa, kecuali darahku. Aku abdikan seluruh hidupku untuk Kalian semua, dan sekarang aku rela mati. Aku pilih jalan ini untuk membela kepentingan rakyat. Jiwaku akan bersama Kalian. Namaku akan menjadi bendera penyemangat Kalian."
"Ini langkah pertamaku menuju keabadian. Aku tinggalkan hidupku untuk menciptakan sejarah baru," tutup Vargaz dalam pesan terakhirnya tersebut, seperti dilansir laman histori BBC on This Day.
Beberapa saat sebelumnya, Vargaz baru saja menggelar konferensi pers di ruang sebelah dari lokasi bunuh diri. Ketika itu, Kepala Negara yang telah berkuasa 18 tahun itu menegaskan, yang bisa membuatnya melepas jabatan adalah jika ia mati.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyatakan akan mengambil cuti 90 hari dan pemerintahan sementara dikendalikan Wakil Presiden Joao Cafe.
Sebulan sebelumnya, yakni pada Juni 1954, kubu militer mendesak Vargaz meletakkan jabatannya, lantaran dianggap melakukan kebijakan tertentu, bekerja sama dengan Presiden Argentina Juan Peron tanpa sepengetahuan Kongres.
Upaya kudeta oleh militer itu gagal. Desakan agar Vargaz mundur kembali muncul, setelah adanya serangan yang menewaskan pejabat Angkatan Udara dan mengakibatkan calon anggota Kongres Carlos Lacerda terluka.
Kabarnya, seorang sopir bus pariwisata yang diduga terkait serangan ditangkap beberapa hari kemudian. Pengemudi itu mengaku, pelaku pembunuhan petinggi militer adalah pengawal Vargaz.
Pada awal masa kepemimpinannya, Vargaz membuat sejumlah gebrakan yang pro-rakyat seperti melegalkan serikat buruh, menetapkan upah minimum pekerja yang layak, dan memberikan hak kepada perempuan untuk ikut berdemokrasi.
Namun kemudian, Vargaz membuat kebijakan yang dianggap tidak tepat, dengan memusatkan segala kebijakan kepada pemerintah dan memberikan kewenangan kepada parlemen dibanding perusahaan swasta.
Sejarah lain mencatat pada 24 Agustus 1979, Gunung Vesuvius meletus dan mengubur kota Pompeii, Herculaneum, dan Stabiae dalam abu vulkanis. Tanggal yang sama pada 1981, Mark David Chapman dijatuhi hukuman 20 tahun penjara sampai seumur hidup atas pembunuhan vokalis The Beatles, John Lennon. (Rmn/Nda)
24-8-1954: Didesak Mundur, Presiden Brasil Bunuh Diri
Upaya kudeta oleh militer itu gagal. Desakan agar Vargaz mundur kembali muncul.
diperbarui 24 Agu 2015, 06:00 WIBDiterbitkan 24 Agu 2015, 06:00 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tren Susu Mentah Meningkat, Apa Bahayanya Tanpa Dipasteurisasi?
Ruben Amorim Tertekan dan Pekerjaannya Terancam, Mantan Pemain Bersedia Latih Manchester United
Fakta Unik Tahu Gejrot Makanan Khas Cirebon Wajib Dicoba
Misteri Lubang Gravitasi di Samudra Hindia Terungkap
Kisah Penghafal Al-Qur'an yang Kesulitan Sholat Khusyuk, Ternyata Ini Penyebabnya Ungkap UAH
Catat, Ini Sejumlah Larangan Saat Rayakan Malam Tahun Baru 2025 di Kota Tua Jakarta
Ahmad Dhani Ungkap Selalu Suntik Hormon Sebelum Manggung Bareng Dewa 19
Jejak Kolonial di Balik Pelat Nomor Kendaraan Kalimantan Selatan
3 Perkara yang Terlihat Sepele Namun Dibenci Allah, Sering Diremehkan
Nenek Sebatang Kara di Koja Ditemukan Tewas di Kamar Mandi Rumah
Pangeran George Maju Gantikan Pangeran Harry Jalani Tradisi Natal Kerajaan Inggris
Waktu di Bulan Berjalan Lebih Cepat Ketimbang di Bumi