Jantung Donor Masih Berdenyut Ketika Dikirim ke Penerima

Kemajuan teknologi kini telah meningkatkan peluang keberhasilan pencangkokan sebesar 33 persen.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 02 Sep 2015, 07:00 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2015, 07:00 WIB
Donor Jantung Ini Masih Berdegup Ketika Dikirimkan ke Penerima
Cuplikan dari video YouTube.

Liputan6.com, Cornwall, Inggris Dengan kemajuan teknologi kedokteran, seorang pria Inggris yang memiliki masalah jantung berhasil diselamatkan. Lee Hall (26) yang berasal dari Cornwall, Inggris, mendapat diagnosa gagal jantung sejak umur 14 tahun.

Dikutip dari Huffington Post, pada usia 20 tahun pria itu mendapatkan bantuan pompa mekanis untuk membantu peredaran darah dalam tubuhnya.  Sayangnya, pada bulan Mei lalu ada masalah dengan pompa mekanis itu karena kabel dayanya menimbulkan infeksi.

Seperti yang dilaporkan dalam South West News, pria itu hanya memiliki waktu dua hari untuk mendapatkan jantung pengganti. Beruntung ia segera mendapatkan calon pendonor.

Uniknya, jantung yang berasal dari donor yang meninggal itu tetap 'berdetak` ketika dikirim ke Lee Hall. Hal ini dimungkinkan dengan penggunaan teknologi “jantung dalam kotak” yang menjaga jantung donor tetap berdenyut di luar tubuh sang donor.

Cara ini digunakan para dokter dengan mengalirkan darah hangat ke dalam jantung donor sebagai pencegahan kerusakan pada otot jantung. Darah juga diberi oksigen menggunakan alat kecil untuk mengalirkan gas hingga pada akhirnya dicangkok ke dalam tubuh Lee Hall. Dengan cara ini, jantung dapat tetap ‘hidup’ di luar tubuh manusia selama 8 jam.

Foto dari South West News Services

Bedah ini dilakukan pada akhir musim panas lalu dan sudah kembali bersama dengan istrinya, Danyelle beserta anaknya bernama Hayden. Kepada South West News Service, pria itu mengungkapkan perasaan emosionalnya, “Kemampuan mereka menjaga jantung tetap hidup di luar tubuh telah membuat perbedaan hidup atau mati bagi saya.”

Ia melanjutkan, “Saya siuman dengan perasaan jauh lebih baik daripada yang pernah saya alami. Sungguh suatu perbedaan besar.”

Untuk diketahui, teknologi “jantung dalam kotak” ini dirancang oleh Transmedic, perusahaan kedokteran yang berpusat di Andover di negara bagian Massachusetts di Amerika Serikat.

Selain untuk jantung, perusahaan itu juga membuat alat serupa untuk hati dan paru-paru.

Dengan penggunaan alat itu, keberhasilan pencangkokkan meningkat sebesar 33 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya