Liputan6.com, London - Sebuah klinik kesehatan seksual melakukan kesalahan dengan membocorkan status HIV lebih dari 700 pasien. Klinik 56 Dean Street, Soho, London mengirim nama dan alamat email 780 pasien dengan HIV dalam halaman informasi yang secara teratur dikirim ke orang-orang yang mendatangi klinik.
Pasien seharusnya mendapatkan email yang tidak menyertakan alamat-alamat email tujuan, tetapi yang dikirimkan justru rincian email kelompok.
"Pelanggaran itu benar tidak dapat diterima," kata Menteri Kesehatan Inggris, Jeremy Hunt seperti dikutip dari BBC, Kamis (3/9/2015).
Advertisement
Dalam sebuah konferensi di Manchester, Hunt mengatakan pasien merasa yakin bahwa National Health Service (NHS) akan menyimpan dan menjaga data pribadi mereka.
"Kenyataannya, kami bisa saja membuat publik kehilangan kepercayaan dalam kemampuan menjaga data pribadi mereka tetap aman. Untuk membuat mereka percaya pada kami, diperlukan penguatan pengawasan independen atas keamanan data NHS ke tingkat yang tidak kita miliki saat ini," beber Hunt.
Sementara itu, salah seorang perwakilan dari klinik yang membocorkan data berharga tersebut mengatakan sangat menyesali kejadian tersebut.
"Hal ini terjadi karena human error yang dilakukan staf klinik," kata klinik tersebut.
Kantor Komisaris Informasi Inggris menyatakan telah mengetahui kejadian tersebut dan akan melakukan penyelidikan.
Denda maksimal bagi pelanggaran data adalah 500 ribu poundsterling atau sekitar Rp 10,8 miliar.
Klinik kesehatan seksual ini, bersama-sama dengan klinik lainnya dalam jaringan yayasan, yang merupakan layanan kesehatan seksual terbesar Eropa.
Para pasien yang mendatangi klinik HIV dan memilih layanan OptionE, dapat melihat nama dan alamat pasien lainnya akibat kesalahan klinik. Layanan internet klinik memungkinkan orang memesan tempat dan menerima hasil tes lewat email.
Mengetahui hal itu, salah satu pengidap HIVÂ selama 13 tahun pun mengaku merasa cemas bukan main.Â
"Aku merasa sakit ketika menyadari email berharga dari klinik di tempat kerja. Awalnya aku  mengabaikannya karena sibuk. Ketika melihatnya dalam perjalanan pulang, napasku sesak tiba-tiba," tutur pria Inggris yang merupakan pekerja sektor publik dan dah berobat ke klinik Dean Street selama 5tahun.
"Aku khawatir, jika informasi itu berakhir di tangan orang yang salah, seperti kelompok yang membenci para pengidap HIV, ini bisa jadi dinamit," kata pria itu cemas.
Dia mengaku teman-teman dekat dan keluarga tahu memang sudah tahu tentang statusnya sebagai pengidap HIV. Tapi banyak orang lain tidak, termasuk rekan-rekannya di tempat kerja.
"Ini adalah kesalahan fatal," tambah si pria yang tak disebutkan identitasnya itu. (Tnt/Ein)