ISIS Klaim Dalangi Ledakan Masjid Saat Iduladha di Yaman

Klaim ISIS sebagai dalang ledakan di masjid Yaman diketahui melalui pernyataan yang beredar di Twitter

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 25 Sep 2015, 12:45 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2015, 12:45 WIB
ISIS Klaim Dalangi Ledakan Masjid Saat Iduladha di Yaman
Masjid al-Balili yang menjadi lokasi pengeboman di Yaman. (Reuters)

Liputan6.com, Sanaa - Kelompok ISIS di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di sebuah masjid di ibukota Sanaa, yang menewaskan sedikitnya 25 orang. Insiden ledakan terjadi saat salat Iduladha berlangsung.

Kelompok militan itu mengatakan, pihaknya di balik serangan di Masjid al-Balili yang terjadi pada Kamis 24 September 2015.

Insiden mematikan itu terjadi ketika 2 pembom bunuh diri meledakkan diri di Masjid al-Balili milik kelompok milisi Houthi Yaman di Sanaa pada Kamis.

"Itu adalah hari pertama liburan Muslim Iduladha, menyebabkan banyak korban," kata saksi seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (25/9/2015).

Klaim ISIS sebagai dalang ledakan  itu diketahui melalui pernyataan yang beredar di Twitter. Meski sejauh ini belum terverifikasi kebenaran klaim tersebut. Pernyataan itu berisi bahwa ISIS menargetkan kaum pemberontak.

Sementara, mengutip pernyataan pejabat keamanan, pelakunya adalah seorang pengebom bunuh diri. Bukan 2 orang seperti yang disebutkan pada awalnya.

"Pengebom bunuh diri menempatkan bahan peledak di sepatunya, yang pertama meledak. Ketika jamaah berlarian bergegas ke pintu, ia meledakkan dirinya di tengah kerumunan," kata para pejabat keamanan yang tak menyebutkan identitasnya.

Saat itu, terlihat genangan darah dan puing-puing di luar masjid. Dekorasi di masjid pun rusak oleh ledakan itu. Polisi dan beberapa milisi Houthi datang untuk memeriksa akibat ledakan.

Iduladha adalah hari libur Muslim yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban.

Sementara itu, Sanaa sudah menjadi langganan peristiwa bom bunuh diri. Hampir seluruh insiden bom itu dilakukan kelompok teror ISIS.

Kondisi Yaman sejak Maret tahun ini terus terjerembab dalam krisis keamanan. Dari data yang dirilis PBB, sebanyak 4.900 orang yang di dalamnya terdapat 2.200 warga sipil menjadi korban jiwa. (Tnt/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya