Sekjen PBB Ban Ki-moon Turut Berduka atas Tragedi Mina

Tragedi yang begitu menyedihkan yang terjadi saat berakhirnya musim haji.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 26 Sep 2015, 02:43 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2015, 02:43 WIB
20150924-Ritual Haji di Mekah-Reuters
Ribuan umat muslim berjalan menuju Mina Mina untuk melaksanakan ibadah melontar Jumrah, Kamis (24/9/2015). Melontar jumrah adalah salah satu wajib haji. Jamaah yang tidak melontar wajib membayar denda berupa seekor kambing. (REUTERS/Ahmad Masood)

Liputan6.com, Jenewa - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan turut berduka cita dan  "sedih luar biasa" atas ematian lebih dari 700 jemaah haji akibat terinjak-injak di Mina.

"Sekjen mengatakan bahwa ia berduka sangat dalam atas kematian lebih dari 700 jemaah haji dan melukai ratusan lainnya," kata juru bicara Ban, seperti dikutip ABCNews, Jumat (25/9/2015).

"Tragedi ini begitu menyedihkan terlebih terjadi di hari pertama Iduladha sebagai tanda berakhirnya musim haji," lanjut dia.

Tak hanya Ban, Paus Fransiskus juga membuka Misa di New York, Amerika Serikat dengan mendoakan para korban tewas di Mina.

"Saya ingin menyampaikan dua pandangan terhadap saudara-saudariku umat Muslim," kata Paus Fransiskus sesampainya di New York.

"Pandangan saya terhadap tragedi yang terjadi. Tragedi di mana mereka menderita di Mekah (Mina)," imbuh dia.

Ucapan belasungkawa pun mengalir dari seluruh dunia termasuk dari 2 kandidat presiden Partai Republik dan Demokrat, Jeb Bush dan Hillary Clinton.

Sebuah rekaman video amatir memperlihatkan gelombang manusia yang saling menginjak satu sama lain untuk menyelamatkan diri. Beberapa orang yang selamat tampak lelah dan stres, sementara mereka saling menyiramkan air untuk mendinginkan badan. Masih banyak jenazah yang belum dapat dievakuasi tergeletak membujur di jalan.

Salah seorang jemaah haji asal Mesir mengatakan suaminya tewas terinjak.

"Kami baru saja selesai dari ritual Jamarat dan berencana kembali pulang," isak jemaah haji wanita itu menceritakan perihal tragedi tersebut.

"Aku sempat melihat suamiku sebelum jemaah lain mulai saling dorong-mendorong. Mereka mendorongku ke tanah. Aku nyaris mati," tutur dia.

Insiden dorong-mendorong dan injak-menginjak pernah terjadi sebelumnya. Puncak tragedi terjadi pada tahun 1990 di mana lebih dari 1.400 jemaah haji tewas. (Rie/Ado)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya