29-9-2004: Warga Korut Minta Suaka Masuk Kedutaan Kanada di China

Di antara mereka menyamar memakai baju pekerja bangunan agar dimudahkan masuk.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 29 Sep 2015, 06:04 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2015, 06:04 WIB
20150929
44 Warga korut masuk ke kedutaan Kanada di Beijing, menyamar memakai baju pekerja. (seoul times)

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini, 29 September 2004, sekelompok orang yang mengaku warga negara Korea Utara memaksa masuk Kedutaan Kanada di Beijing. Mereka ingin mendapatkan suaka politik. Di antara mereka menyamar memakai baju pekerja bangunan agar dimudahkan masuk.

Sepanjang 2002 hingga 2004, ratusan orang Korut berusaha masuk ke kedutaan atau konsulat demi mendapatkan status pencari suaka. Insiden ini merupakan jumlah pencari suaka yang terbesar ‘merangsek’ masuk ke fasilitas kedutaan.

"Kami memproses siapa mereka, termasuk apa yang mereka maui dari kami,” terang Duta Besar Kanada untuk China pada masa itu, Joseph Caron di keterangan persnya, seperti dikutip dari Radio Free Asia, 29 September 2004.

"Jumlah mereka 44, termasuk di dalamnya pria, wanita dan anak-anak. Staf kami masih memeriksa mereka," tambah dia.

Caron juga menjelaskan, beberapa di antara mereka tampak seperti orang Korea Utara, namun sebagian tidak jelas. Beberapa di antaranya terluka akibat mencoba masuk kedutaan.

Menurut CNN, mereka ingin ke Korsel, tapi penjagaan terlalu ketat. "Kami tidak punya apa-apa di Korut, hidup begitu susah, kami hanya ingin ke Seoul," kata salah seorang pembelot kepada CNN setelah ia berhasil masuk ke dalam kedutaan Kanada.

"Kami telah menghubungi pemerintah China dan telah memberi tahu Ottawa atas insiden ini. Tapi yang penting, kami harus memperlakukan mereka secara manusiawi," tambah dubes Caron.

Menurut seorang saksi mata, mereka datang dengan truk, berpakaian hijau dan berhelm proyek warna kuning, menyerupai pekerja konstruksi. Lalu dengan sigap mereka mengeluarkan tangga, dan memanjat dinding kedutaan setinggi 3 meter.

Semua orang berhasil masuk ke kedutaan, namun seorang pria berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian.

Insiden ini sempat membuat hubungan China, Kanada dan Korut sedikit memanas. China bahkan menuduh organisasi hak asasi manusia turut andil dalam inisiden macam ini.

"Kadang, orang-orang yang masuk ke China secara ilegal itu buatan kelompok yang disebut grup hak asasi manusia untuk menciptakan masalah di sini," jelas Juru bicara Menteri Luar Negeri Kong Quan.

"Grup ini membawa orang-orang ilegal untuk diajarkan cara masuk ke kedutaan dan membuat perjanjan besar. Kami banyak menemukan kasus seperti itu dan jelas tidak setuju dengan kegiatan tersebut," tutur Kong Quan.

China meminta Kanada untuk segera melepas orang-orang ini untuk segera diberikan ke pihak berwenang. Sebagai negara yang pro terhadap Korut, Beijing tidak pernah mengkategorikan mereka sebagai orang yang butuh suaka.

Namun, Kanada menolak menyerahkan mereka. Dua bulan kemudian, Kanada telah menyetujui status mereka sebagai pencari suaka dan mengirimnya ke negara ketiga, tanpa memberikan kejelasan detail kemana mereka dikirim.

"Mereka telah pergi, dan sudah kami kirim ke negara ketiga yang menampung mereka," kata juru bicara Kedutaan Kanada.

Ke 44 orang tersebut adalah 12 pria, 26 wanita, 5 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Di antara total orang dewasa, 2 orang berusia lanjut. (Rie/Ali)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya