Liputan6.com, Jakarta Tokoh demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi dilaporkan meminta bertemu dengan presiden dan beberapa pemimpin militer. Permintaan ini disampaikan usai partai yang dipimpinnya, National League for Democracy (NLD), mendapat suara mayoritas dalam pemilihan umum lalu.
Hal tersebut disampaikan Suu Kyi melalui surat resmi yang dikirimkannya kepada presiden dan beberapa tokoh militer Myanmar. Dalam suratnya, Suu Kyi mengatakan pertemuan harus dilakukan agar rekonsiliasi nasional bisa terwujud.
"Ini sangat penting untuk harga diri bangsa dan perdamaian bangsa," tulis Suu Kyi seperti dikutip dari Reuters, Rabu (11/11/2015).
Advertisement
Permintaan ini ternyata direspons positif oleh Presiden Myanmar Thein Sein. Menurut Pejabat Senior Myanmar Zaw Htay, orang nomor satu di negara yang dulunya bernama Burma tersebut siap bertemu dengan Suu Kyi.
"Jadi kita tinggal tentukan kapan," sebut Zaw.
Sebelum pemilu, hubungan antara Suu Kyi dengan Kepala Angkatan Darat Myanmar Ming Aung sempat diliputi ketegangan.
Hal ini disebabkan adanya konstitusi baru kontroversial yang diusulkan militer Myanmar. Angkatan bersenjata meminta agar Suu Kyi tidak dijadikan Presiden Myanmar karena anak-anaknya merupakan warga negara asing.
Sebelumnya kepada BBC Suu Kyi mengatakan partainya memenangkan mayoritas kursi di parlemen.
Sebuah hasil perhitungan awal di beberapa township atau daerah pemilihan menunjukkan bahwa NLD mendapatkan suara mayoritas di parlemen. Kendati demikian hasil resmi belum keluar.
Kepada BBC, Suu Kyi memberi selamat kepada rakyat Myanmar. Menurutnya, pemilihan kali ini adalah yang paling demokratis selama 25 tahun. "Saya yakin, NLD berhasil meraih suara mayoritas," ujarnya.
Sementara itu, Union Solidarity Development Party (USDP) yang didukung militer mengakui kekalahannya. (Ger/Mut)*