Liputan6.com, New York - Sebuah trauma lekat di hati rakyat Amerika Serikat. Kala pesawat American Airlines Penerbangan 11, ditabrakkan ke Menara Utara WTC sekitar pukul 08.46. Lalu, 17 menit kemudian, giliran United Airlines Penerbangan 175 menghancurkan sisi selatan. Total 4 burung besi dibajak dan diubah jadi senjata mematikan yang merenggut sekitar 3.000 nyawa pada hari itu, saat terjadinya Teror 9/11.
2 Bulan kemudian, pada 12 November 2001, luka itu kembali menganga. Warga AS kian terpukul saat sebuah Pesawat American Airlines mengalami kecelakaan fatal dan mengakibatkan 265 penumpang serta kru pesawat meregang nyawa.
Baca Juga
Awalnya, pesawat dengan nomor penerbangan 587 itu berangkat dari New York menuju Republik Dominika. Namun, saat burung besi ini mencoba lepas landas, di lintasan yang sama terdapat pesawat Japan Airlines 747.
Advertisement
Meski telah mematuhi jarak lepas landas yang sesuai, pesawat Japan Airlines ini ternyata memicu turbelensi bagi Penerbangan 587 sesaat setelah kapal terbang itu lepas landas.
Seperti dituliskan History Chanel, Kamis (12/11/2015), ketika pesawat dengan jenis Airbus 300 ini menyentuh ketinggian 13 ribu kaki seketika terjadi 2 guncangan superbesar.
Guncangan besar ini membuat pilot American Airlines bereaksi berlebihan dan membuat manuver yang menimbulkan tekanan berlebih di ekor peasawat. Dampaknya fatal. Seluruh mesin pesawat berhenti sepenuhnya.
Pesawat tersebut langsung jatuh ke daratan di wilayah Rockaway Bay.
Menurut seorang penduduk Rockaway, Kevin McKeon, kejadian tersebut menyebabkan trauma mendalam bagi dirinya. Pasalnya, saat kejadian terjadi ia sedang berada di dalam rumah dan pesawat itu jatuh tepat di atas kediamannya, lalu membuatnya terlempar sampai ke halaman.
Bukan saja McKeon yang menderita kerugian. 10 rumah lain di wilayah Queens, Rockway terbakar karena insiden itu.
Bencana ini pun semakin menjadi pukulan telak bagi warga Rockway. Sebab, dalam insiden 9/11, 65 warga kota tersebut kehilangan nyawanya.
"Aku pikir serangan teror kembali terjadi," kata warga sekitar lokasi jatuhnya pesawat, Samantha Bernardino, seperti dikutip New York Times.
Bernardino kala itu sedang berjalan dekat SPBU ketika mesin pesawat yang terbakar jatuh dekat pompa bensin -- meledakkan jendela di sekitarnya.
Usai peristiwa nahas itu terjadi, spekulasi mengenai pesawat jatuh akibat aksi terorisme terus mencuat. Namun, penyelidikan membuktikan kapal terbang terhempas karena angin kencang serta faktor kesalahan manusia (human error).
Selain kejadian tersebut, pada 12 November 1945 Jenderal Sudirman terpilih jadi Panglima TKR. TKR merupakan cikal bakal dari TNI.
Sementara itu, di tanggal yang sama 1927, Josef Stalin resmi menjadi penguasa Uni Soviet. (Ger/Ein)