Menlu Retno: RI Minta Yerusalem Timur Jadi Ibu Kota Palestina

Retno memastikan support Indonesia ke negara sahabat itu tidak akan berubah. RI terus meminta agar Yerusalem Timur jadi milik Palestina.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 15 Des 2015, 03:17 WIB
Diterbitkan 15 Des 2015, 03:17 WIB
20151214- Menlu Palestina Riyad Al-Maliki-Jakarta-Faizal Fanani
Menlu Retno Marsudi (kanan) berbincang dengan Menlu Palestina Riyad Al-Maliki di Gedung Pancasila, Jakarta, Senin (14/12/2015). Posisi Indonesia tentang Pelestina sangat tegas, sesuai Resolusi Majelis Umum PBB 67/19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi angkat bicara terkait dukungan Indonesia terhadap Palestina di dunia internasional. Dia memastikan support Indonesia ke negara sahabat itu tidak akan berubah. RI terus meminta agar Yerusalem Timur jadi milik Palestina.

Keterangan itu ia tegaskan di dalam International Conference on the Question of Jerusalem di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.

"Posisi Indonesia terkait status Yerusalem Timur sudah tegas dan tidak akan berubah, yaitu sebagai ibu kota dari negara Palestina," ucap mantan Dubes RI untuk Belanda ini dalam paparannya, Senin (14/12/2015).

Retno mengatakan, Yerusalem Timur jadi ibu kota merupakan hal mutlak. Ia pun meminta agar dunia internasional sepaham dengan Indonesia terkait hal itu.

Selain itu, Retno mendorong agar dunia ikut berperan dalam penyelesaian masalah di Yerusalem. Sebab, persoalan di kota suci 3 agama ini bukan hanya menjadi tanggung jawab Israel-Palestina.

"Isu Yerusalem Timur tidak hanya penting bagi Palestina dan Israel, namun bagi seluruh umat Muslim, Nasrani dan Yahudi mengingat Yerusalem merupakan kota suci bagi ketiga agama tersebut," tegas Menlu.

Di samping itu, Menlu menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada PBB karena telah mempercayakan Jakarta jadi tuan rumah International Conference on the Question of Jerusalem. Menlu menyebut dengan adanya forum ini dunia kembali tersadar bahwa masalah di Palestina terutama di Yerusalem masih jauh dari kata selesai.

"Melalui penyelenggaraan International Conference on the Question of Jerusalem, isu Palestina dapat kembali ke radar perhatian masyarakat internasional yang belakangan ini semakin tergeser akibat berbagai perkembangan situasi politik dan keamanan di Timur Tengah," pungkas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya