Lagi, Polisi Israel Tembak Mati Warga Palestina di Yerusalem

Pasukan Israel telah menewaskan 94 orang Palestina, yang sebagian besar karena penyerangan serta bentrokan dengan polisi dan tentara

oleh Rinaldo diperbarui 29 Nov 2015, 22:27 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2015, 22:27 WIB
20151008-Tikam Tentara Wanita Israel, Pria Palestina Ini Ditembak Mati-Israel
Polisi Israel memeriksa mayat pria Palestina yang ditembak mati usai menikam dua warga Israel di Tel Aviv, Kamis (8/10). Menurut juru bicara polisi Israel, pria Palestina itu menikam tentara wanita dengan obeng di Mulailah Street. (AFP PHOTO/JACK GUEZ)

Liputan6.com, Yerusalem - Polisi Israel menembak mati seorang Palestina yang dilaporkan menikam seorang petugas di Yerusalem pada hari Minggu. Hal itu disampaikan seorang juru bicara polisi sebagai serangan terbaru dalam gelombang kekerasan sepanjang 2 bulan terakhir.

Seperti dilansir Reuters, Minggu (29/11/2015), dekat gerbang utama Kota Tua Yerusalem, pria Palestina itu mengeluarkan pisau dan menikam seorang polisi perbatasan di leher sebelum ditembak oleh petugas.

Hampir setiap hari, terjadi penusukan oleh warga Palestina, yang menewaskan 19 warga Israel dan seorang warga negara AS sejak 1 Oktober lalu.

Sementara pasukan Israel sendiri telah menewaskan 94 orang Palestina, yang sebagian besar karena penyerangan serta bentrokan dengan polisi dan tentara. Banyak dari mereka yang tewas itu masih remaja.

Mengubah Status Quo

Pihak Palestina menduga Israel sedang mencoba untuk mengubah status quo sebuah situs suci di Yerusalem yang dikenal umat Muslim sebagai Kota Suci di mana Masjid Al-Aqsa berdiri sehingga memicu kekerasan.

Sementara itu, Kota Hebron di Tepi Barat yang diduduki Israel, tentara menutup dan menyita peralatan dari sebuah stasiun radio Palestina. Ini merupakan penutupan kali ketiga dalam beberapa pekan terakhir.

Pihak militer menuduh radio ini berulang kali menyiarkan serta mempromosikan dan mendorong tindakan teror serta kekerasan terhadap warga sipil Israel dan pasukan keamanan.

Sedangkan pemilik stasiun radio, Talab al-Jabar mengatakan, bahwa penyiaran Radio Dream itu tidak menghasut dan bukan melaporkan peristiwa.

"Saya dapat memberitahu Anda, Radio Dream akan segera kembali mengudara dan akan menjadi lebih kuat," kata dia. (Ado/Dms)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya