Retno Marsudi Desak Negara di Dunia Bergerak Cepat Atasi Isu Air Dunia

Retno Marsudi mengawali tugasnya sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Air sejak 1 November 2024.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 06 Nov 2024, 21:30 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2024, 21:30 WIB
ratusan kk Sukagalih krisis air bersih
Hingga saat ini, warga berharap adanya solusi dari pemerintah untuk mengatasi krisis air bersih yang terjadi akibat musim kemarau yang berkepanjangan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, New York - Air sebagai kunci utama pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) mendorong terciptanya perdamaian dan kemakmuran.

Hal ini disampaikan oleh Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Air Retno Marsudi, yang mendorong kerja sama dan kolaborasi untuk mempercepat kemajuan.

"Kerja sama dan kolaborasi adalah kunci untuk mempercepat kemajuan, khususnya mengingat upaya penanganan air di dunia saat ini dihadapkan pada dua kendala besar – keterbatasan sumber daya dan keterbatasan waktu," kata dia dalam pertemuan ke-40 UN-Water, mekanisme koordinasi seluruh badan PBB bagi pemajuan isu air, di New York, Amerika Serikat (AS), Senin (4/11/2024). 

Laporan Bank Dunia menunjukkan sumber daya yang tersedia daya yang tersedia sangat terbatas.

"Hingga tahun 2030, pembangunan infrastruktur air di seluruh dunia akan membutuhkan USD 6,7 triliun," lanjut dia, seperti dikutip dari pernyataan pers yang diterima Liputan6.com, Rabu (6/11). 

Selain itu, Retno mengatakan bahwa dunia juga perlu bergerak dengan cepat dalam mengatasi isu air dunia.

"Dua tahun menjelang Konferensi Air PBB berikutnya pada 2026, empat tahun hingga akhir Dekade Aksi Air pada 2028, dan enam tahun hingga target pencapaian Agenda 2030, waktu merupakan sebuah kemewahan," ungkapnya.

"Oleh karena itu, kita perlu memastikan penguatan sarana implementasi, termasuk pendanaan untuk air dan sanitasi."

Tiga Prioritas Utama

Krisis air di Yaman (AFP)
Krisis air di Yaman (AFP)

Retno turut mengajak anggota dan mitra UN-Water untuk meningkatkan upaya pencapaian target air dan sanitasi.

Dalam mencapai tujuan tersebut, mantan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia itu memaparkan tiga prioritas.

"Saya menyebutnya Triple A. Advocacy (Advokasi), Align (Penyelarasan), dan Accelerate (Percepatan)," papar dia.

Advokasi dibutuhkan untuk memastikan bahwa air merupakan agenda politik tertinggi dan memastikan komitmen politik diwujudkan dalam tindakan nyata.

Poin kedua, penyelarasan akan sangat penting lantaran memungkinkan pihak terlibat untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, khususnya implementasi strategi PBB untuk air dan sanitasi secara menyeluruh.

Poin terakhir, Retno juga mendesak adanya akselerasi bagi sistem PBB guna mempercepat pelaksanaan tugas di bidang air dan sanitasi.

Partisipasi Perdana Retno Marsudi sebagai Utusan Khusus

Retno Marsudi
Retno Marsudi sebagai utusan khusus PBB. (dok. Instagram @retno_marsudi/https://www.instagram.com/p/DBz1M6jy_pn/)

PBB menyelenggarakan pertemuan UN-Water setiap dua tahun untuk untuk memastikan kolaborasi dan keselarasan di antara badan-badan dan mitra kerja.

Tahun ini, lebih dari 130 peserta dari seluruh anggota dan mitra UN-Water terlibat dalam pertemuan yang diselenggarakan pada 4-5 November 2024 itu.

Ini merupakan partisipasi perdana Retno Marsudi dalam forum tersebut, sejak menjabat sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Air.

Infografis: Sumber Air Jakarta Bermasalah (Liputan6.com / Triyasni)
Infografis: Sumber Air Jakarta Bermasalah (Liputan6.com / Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya