Obama Ancam Bos ISIS: 'You are Next!'

Sterategi operasi penumpasan ISIS oleh AS kini adalah memburu para pemimpinnya dan menghentikan jalur keuangan serta aksi propaganda.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 15 Des 2015, 17:03 WIB
Diterbitkan 15 Des 2015, 17:03 WIB
20151114- Barack Obama Serangan Bom Paris-Perancis-AFP
Presiden AS Barack Obama memberikan pernyataan terkait serangan bom di Perancis, Jumat (13/11/2015). Obama mengatakan, aksi kekerasn di Paris merupakan sebuah serangan terhadap kemanusiaan. (AFP Photo/Jim Watson)

Liputan6.com, Washington DC - Dalam sebuah pernyataan sepanjang 8 menit, Presiden AS Barack Obama mengungkapkan kegeramannya terhadap kelompok militan ISIS serta membeberkan rencana operasi militer di negara-negara yang mereka kuasai.

Orang nomor satu di AS itu berdiri di podium Ruang Oval sebagai commander-in-chief di depan para petinggi Pentagon.  Ia pun mengeluarkan peringatan ke para bos ISIS sambil mengatakan, "You are next."

Aksi Obama itu mengingatkan pada gaya presiden sebelumnya, George W. Bush Jr, saat mengancam kepada otak teror 9/11, "Wanted, dead or alive."

Ditemani oleh wakilnya, Joe Biden, Menteri Pertahanan, Ash Carter, dan 3 jenderal lainnya, Obama mengutuk para pemimpin ISIS tak lebih dari sekedar preman, pencopet, dan pembunuh.

Tak hanya itu, presiden ke-44 AS tersebut mengkonfirmasi kematian Mohammed Emzawi alias Jihad Jihadi John dalam serangan udara AS bulan lalu.

"Setelah kami berhasil meringsek ke jantung mereka, kami akan berusaha keras untuk menghentikan teror dan propaganda mereka ke seluruh dunia," ujar Obama seperti dilansir dari The Guardian, Senin, 14 Desember 2015. Pernyataan itu ia ucapkan setelah pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional AS.

Sterategi operasi penumpasan ISIS oleh AS kini adalah memburu para pemimpinnya dan menghentikan jalur keuangan serta aksi propaganda kelompok teror itu.

45 Ton Amunisi AS untuk Militan Suriah Agar Bumi Hanguskan ISIS (AFP)

Obama juga menegaskan bahwa usaha AS untuk menghentikan ISIS telah terjadi jauh sebelum serangan teroris di Paris serta penembakan massal di California. "Kami sadar bahwa kami harus lebih cepat lagi," ujarnya.

"Ini adalah peperangan yang sulit. ISIS telah masuk melebur bersama orang sipil, bahkan menjadikan mereka tameng. Perempuan, anak-anak mereka jadi tameng hidup. Maka dari itu, kita harus lebih cerdas dan lebih tepat sasaran," katanya.

Serangan jet tempur, bom, dan drone telah ditingkatkan. Hingga kini AS dan koalisinya telah melakukan serangan udara sebanyak 9.000 kali. Pada November, koalisi bahkan lebih banyak menjatuhkan bom di wilayah-wilayah yang dikuasai ISIS.

Ia juga membeberkan daftar nama-nama pemimpin ISIS, yakni komandan dan para algojonya yang sejauh ini berhasil tewas di tangan koalisi, termasuk Jihadi John yang telah membunuh warga Amerika dan lainnya dengan brutal.

Namun, sikapnya dikritik oleh para lawan politik Obama, terutama dari Partai Republik.

"Warga AS itu cukup cerdas untuk mengetahui apakah sesuatu--atau seseorang--bisa bekerja atau tidak. Sangat jelas bahwa strategi Presiden tidak dapat berjalan," kata pemimpin Republik, Kevin McCarthy.

Menurut polling dari lembaga GFK dan kantor berita AS, 7 dari 10 orang AS takut akan serangan teroris. Lebih tinggi dari survei bulan Januari yang hanya 5 dari 10 orang saja.

Pernyataan Obama disebut sebagai hanya sedang mencari popularitas publik. Namun hal ini dibantah oleh juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.

AS Klaim Kekuatan ISIS Berkurang

Semenjak semakin gencarnya serangan koalisi AS ke pusat-pusat ISIS di Suriah, kelompok teroris itu belum sekali pun melakukan operasi besar-besaran di negeri itu.

"Sejauh ini ISIS telah kehilangan 40 persen areanya di Irak dan tak lama lagi akan kehilangan lebih banyak lagi... ISIS juga telah kehilangan ribuan kilometer persegi wilayah di Suriah," ujar Obama.

Tidak hanya itu, Obama mengklaim bahwa ISIS juga telah kehilangan kemampuan untuk propaganda perangnya. Orang-orang yang dulu pro-mereka, perlahan-lahan memilih kabur--meski nyawa taruhannya--daripada harus tinggal bersama kelompok teror itu.

Obama juga minta sesama koalisinya untuk bekerja lebih erat.**

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya