Liputan6.com, Glasgow - Video yang akan membuat semua orang heran tengah beredar di dunia maya. Rekaman tersebut memperlihatkan seorang pramugari mengumumkan hal yang tidak pantas di dalam pesawat.
Penumpang penerbangan Ryanair yang mengalami delay atau penundaan dikejutkan dengan pengumuman pramugari bahwa mereka tak akan terbang dari Glasgow karena sayap pesawat ber-es dengan lanjutan kalimat "kita tak ingin mati."
Baca Juga
Ungkapan itu dilakukan oleh pramugari dalam penerbangan menuju Dublin, setelah ditunda selama 8 jam. Penumpang bernama Ella Ryan yang merasa heran dengan pengumuman tersebut mengunggah hasil rekamannya melalui media sosial.
Advertisement
Dilansir Daily Mail, Minggu (17/01/2016), melalui postingan-nya di Instagram Ryan mengungkapkan, "Inilah yang terjadi ketika penerbangan ditunda selama 8 jam. Semua merasa lelah, termasuk pramugari yang bertugas menyampaikan pengumuman. Namun, apa yang ia lakukan mengakibatkan keadaan semakin kacau dengan menerangkan 'kita tak ingin mati.'"
Menurutnya, atas kesalahan teknis yang terjadi para penumpang diberikan berbagai macam alasan penundaan.
Ryan mengklaim mereka hanya diberikan kupon serharga 3,50 euro (Rp 53 ribu) atas kesalahan teknis yang disebabkan oleh pihak maskapai.
Kepada Joe.co.uk ia menceritakan," aku berada dalam penerbangan dari Glasgow yang seharusnya lepas landas pukul 15.35 kemarin, namun karena mengalami delay, kami akhirnya berangkat pukul 23.35, setelah dipindahkan dari dua pesawat yang berbeda."
"Keadaan semakin kacau ketika salah satu awak memberikan pengumuman yang konyol," katanya.
Ryan menganggap pesan yang diberikan oleh pramugari melalui interkom itu tidak etis dan hanya membuat penumpang semakin gugup dan marah.
Pengumuman itu membuat penumpang heran sekaligus terkejut yang seharusnya tidak dilakukan diatas sebuah pesawat, terutama oleh seorang pramugari.
Melalui pernyataan singkat, pihak Ryanair mengatakan,"kami akan bicara kepada awak terkait dan atas nama Ryanair, kami ingin minta maaf atas komentar konyol yang dilakukan pramugari kami dalam situasi panas itu."