Liputan6.com, Rock Tavern - Dengan kemajuan teknologi, piala Oscar untuk Academy Awards kembali ke akarnya. Model patung penghargaan itu dibuat dari hasil pemindaian piala pertama yang dibagikan pada 1929.
Dikutip dari Digital Trends, Rabu (29/2/2016), hal ini dilakukan berkat kerja sama studio desain PolichTallix dan Academy Awards unutk memadukan unsur teknologi digital.
Baca Juga
Proses pembuatan dilakukan dengan memadukan cetak 3 dimensi (3D printing) dengan kemampuan artistik sehingga dapat menghasilkan patung penghargaan yang memiliki nilai karya seni tersendiri.
Advertisement
Ketika pihak Academy Awards melakukan pendekatan dengan studio Polich Tallix, mereka sudah memiliki teknologi pindai dan cetak 3 dimensi. Ini memungkinkan mereka untuk melakukan pemindaian terhadap piala yang pertama kali dibagikan pada tahun 1929.
Daniel Plonski, seorang spesialis digital di PolichTallix mengatakan kepada Digital Trends, “Secara konsep, ada hal yang mendalam ketika menghidupkan kembali rancangan yang sangat dikenal itu dengan teknologi modern.”
“Namun, kalau sekadar menerapkan teknologi saja tak bisa memberikan hasil yang baik. Keterampilan dan perhatian kepada detail menjadi kepentingan dalam kesuksesan rancangan,” ia melanjutkan.
Patung Oscar keluaran 1929 yang bersejarah dirancang oleh George Stanley, merujuk kepada sketsa buatan direktur seni MGM, Cedric Gibbons.
Untuk memadukan rancangan asli dengan pendekatan yang lebih modern, tim Polich Tallix memindai piagam Oscar tradisional dan Oscar modern menggunakan pemindai laser yang memiliki tujuh sumbu.
Dalam proses itu, Plonksi menggunakan perangkat lunak desain untuk menggabungkan hasil pemindaian itu dan mengerjakan sejumlah cetakan purwarupa 3D sebelum memilih rancangan akhir bersama pihak Academy.
Rancangan akhirnya kemudian dicetak dengan perangkat 3D Systems Multi Jet Printer di studio Polich Tallix. Usai mencetak, patung plastik Oscar yang baru itu dijadikan cetakan karet dan, para seniman mencetak dudukan dari lilin untuk setiap patung.
Langkah selanjutnya adalah pelapisan setiap bentukan berbahan lilin itu dalam cangkang keramik yang kemudian dipanaskan pada suhu 1.600 derajat Fahrenheit (setara dengan lebih dari 871 derajat Celcius).
Dengan pemanasan itu, bongkahan lilinnya meleleh dan menyisakan cangkang keramik yang kemudian diisi dengan lelehan perunggu bersuhu 1.800 derajat Fahrenheit (setara dengan lebih dari 982 derajat Celcius).
Setelah itu, cetakan perunggu didinginkan dan cangkang keramik dipecahkan lalu diamplas hingga mengilap. Langkah akhirnya adalah memberikan lapisan emas 24 karat pada setiap Oscar oleh spesialis di Epner Technology di Brooklyn, New York.
Ketika nantinya dibagikan dalam Academy Awards 2016 yang merupakan pergelaran ke-88 di hari Minggu, 28 Februari 2016, Polich Tallix meluangkan waktu sekitar 3 bulan untuk mengerjakan 50 piala Oscar tersebut—satu demi satu dengan menggunakan tangan.