Liputan6.com, Everett - Dengan majunya teknologi penerbangan sekarang ini, semakin mudah pula orang bepergian antar negara dan wilayah. Tapi, wabah penyakit juga semakin cepat menyebar dalam jangkauan yang lebih luas. Virus dan bakteri memang bisa ‘menumpang’ penerbangan untuk menyebar.
Bahkan, seperti dikutip dari Daily Mail pada Jumat (4/3/2016), tombol bilas di toilet pesawat terbang dihuni oleh sekitar 265 satuan koloni bakteria untuk setiap 6,45 cm persegi. Sebetulnya cukup membuat orang enggan menggunakan toilet sepanjang perjalanan.
Baca Juga
Baca Juga
Pembuat pesawat terbang Boeing mencoba mencari cara yang dapat membunuh 99,9% patogen yang ‘menumpang’ dalam toilet pesawat terbang dengan menggunakan kekuatan sinar ungu ultra (ultraviolet, UV).
Advertisement
Sistem pembunuh kuman dan bakteri itu akan menyala ketika seseorang keluar dari kamar kecil dan melakukan sanitasi ke seluruh permukaan ruang hanya dalam 3 detik. Sistem tersebut bahkan mampu membuka dan menutup tutup dudukan toilet guna melakukan pembersihan.
“Kami mencoba melenyapkan kecemasan yang dihadapi semua orang ketika menggunakan toilet yang dipakai beramai-ramai dalam penerbangan," kata Jeanne Yu, direktur unjuk kerja lingkungan untuk divisi pesawat komersial Boeing melalui pernyataan.
Adapun sinar UV yang dipakai di sini dikenal sebagai far UV (FUV) yang berbeda dengan sinar UV jenis A dan B yang dipakai dalam tabung untuk berjemur ataupun lampu penumbuh tanaman dan tidak berbahaya bagi manusia.
“Sinar UV menghancurkan semua mikroba yang kita kenal dengan cara meletuskan mereka,” kata Jamie Childress, Associate Technical Fellow sekaligus insinyur BR&T di Boeing. “Sinar itu cocok dengan frekuensi resonansi ikatan molekuler di bagian luar mikrobanya.”
Rancangan yang diajukan itu mencakup keran, wadah sabun, tutup tempat sampah dan pengering tangan yang semuanya bekerja tanpa sentuhan tangan (hands-free). Pengering tangan akan mengurangi pemakaian kertas toilet.
Perusahaan dirgantara itu kini juga sedang mencoba membuat gagang pintu tanpa sentuhan karena di pegangan terdapat 70 satuan bakteri pembentuk koloni untuk setiap 6,45 cm perseginya.
Selain itu ada sistem hisap untuk menyerap semua tumpahan ataupun tetesan air di lantai toilet.
“Sejumlah teknologi bebas sentuhan sudah digunakan pada pesawat-pesawat terbang kami sekarang. Kami berpandangan, kalau ini dipadukan dengan sanitasi UV, tentu memberikan kebersihan yang sama-sama disukai oleh penumpang maupun perusahaan penerbangan," lata Teresa King, manajer produk Boeing.
Bukan hanya toilet, para insinyur Pengembangan Produk Pesawat Komersial di Boeing sedang menggodok konsep penggunaan teknologi serupa untuk membersihkan seluruh kabin, karena meja tatakan pun mengandung 2.555 satuan bakteri pembentuk koloni untuk setiap 6,45 cm persegi.
Pabrikan lain pesawat terbang juga sudah memulai teknologi toilet yang lebih bersih. Menurut Bloomberg, Airbus sedang menciptakan teknologi mereka sendiri untuk kamar kecil di pesawat terbang mereka.
"Airbus mengembangkan teknologi bebas sentuhan untuk toilet masa depan dan menambahkan permukaan bebas bakteri di masa depan," kata Ingo Wuggetzer, wakil presiden pemasaran di Airbus,
“Bukan hanya itu, selain meningkatkan kebersihan toilet, suasana dan kesegaran ruang pun akan terasa. Secara keseluruhan, Airbus siap meningkatkan acuan pengalaman para penumpang dalam penggunaan toilet pesawat terbang," tambahnya lagi
Boeing sudah mendaftarkan hak paten toilet yang membersihkan diri dengan UV ini. Melalui serangkaian ujian sistem itu terbukti dapat memperkecil perkembangan dan potensi penyebaran organisme renik penyebab penyakit.
Seperti apa toilet yang membersihkan diri itu? Simak video unggahan Boeing di sini:
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.