Liputan6.com, Damaskus - Pada Januari lalu, KBRI di Suriah berhasil mengeluarkan TKI Casih binti Waan dari Kota Deir Ezzor. Kota tersebut merupakan salah satu wilayah yang masih dikepung pemberontak ISIS.
Menurut Penjabat Fungsi Pendidikan, Sosial dan Budaya KBRIÂ Damaskus, A.M. Siddqi kabar terakhir yang mereka terima, majikan dari Casih, Tsair bin Samalut kemungkinan besar ditangkap milisi ISIS. Penangkapan tersebut diduga terkait tindakan Tsair membantu Casih keluar dari wilayah tersebut.
Baca Juga
"Info yang saya terima dari jaringan intelijen Suriah, ia (Tsair) ditangkap ISIS," sebut Siddqi melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (20/4/2016).
Advertisement
KBRI Suriah, kata Siddqi, saat ini memang secara intensif mencari keberadaan majikan dari Casih. Hal itu dilakukan demi menagih gajinya yang sudah bertahun-tahun tak dibayar.
Baca Juga
"Casih binti Waan belum menerima gajinya selama 5 tahun bekerja, karena majikan dan keluarganya tidak selamat di Kota Deir Ezzor," tambah dia.
"Casih binti Waan sangat berharap Pemerintah Indonesia memperhatikan gajinya yang belum dibayarkan selama 5 tahun bekerja," jelasnya.
Casih keluar dari Damaskus sekitar awal tahun ini. Dirinya, TKW asal Subang Jawa Barat ini dievakuasi menggunakan helikopter tentara Suriah dari Kota Deir Ezzor.
Namun tanpa alasan jelas, majikan TKW asal Subang Jawa Barat ini dievakuasi menggunakan helikopter tentara Suriah dari Kota Deir Ezzor.
Setelah diinapkan selama kurang lebih satu minggu di sebuah hotel di Hasakah, TKI Casih binti Waan diterbangkan ke Damaskus menggunakan penerbangan swasta Suriah, Cham Wings Air.
TKI Casih binti Waan telah berada di shelter KBRI Damaskus sejak 14 Januari 2016.
Pada 25 April 2016, Casih binti Waan akan dipulangkan pada repatriasi gelombang ke-274 bersama 50 orang WNI lainnya dari Negara Berbahaya Suriah.
Hingga saat ini, ibukota Provinsi Deir Ezzor merupakan salah satu dari wilayah yang masih dikuasai Pemerintah Suriah di wilayah Timur berbatasan dengan Irak.
Sejak perang saudara meletus di Suriah, Deir Ezzor merupakan salah satu wilayah paling parah sekaligus medan perang paling berat antara Angkatan Bersenjata Suriah dengan pemberontak Free Syrian Army (FSA), ISIS, serta Jabhat Al-Nusra.
Pada 2014, ISIS berhasil menguasai hampir 80% wilayah Provinsi Deir Ezzor, sedangkan 20% sisanya dikuasai Pemerintah Suriah, yakni di wilayah sekitar Pangkalan Militer dan kota Deir Ezzor.