Liputan6.com, Roma - Belum lama ini Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke sebuah kamp pengungsi di Yunani yang jumlahnya sudah mencapai kurang lebih 3000 orang. Para pengungsi di kamp Moria berlomba-lomba menyambutnya dengan isak tangis, sebagian besar berusaha mencium tangan dan kakinya memohon untuk diberikan pertolongan.
Keputusan Uni Eropa (EU) untuk melarang pengungsi memasuki wilayah Eropa membuat jutaan pengungsi itu cemas. Pelarangan tersebut ditandai dengan penutupan jalur perbatasan lintas negara yang kerap kali digunakan para pencari suaka sejak melarikan diri dari konflik yang terjadi di negara mereka.
Baca Juga
Advertisement
Baca Juga
Paus Fransiskus pun turut sedih mengetahui para pengungsi nasibnya semakin tidak jelas dan menyayangkan kebijakan yang dibuat oleh pihak Uni Eropa. Sebagai bukti simpatinya kepada para pengungsi, ia akhirnya memutuskan untuk membawa 3 kelompok keluarga asal Suriah ke Roma, Italia.
“Setelah berkunjung ke Yunani selama 5 jam, Paus Fransiskus kemudian melontarkan niatnya untuk membawa 3 keluarga pengungsi dari Suriah, 12 orang termasuk 6 anak,” demikian pertanyaan resmi yang dikeluarkan oleh Vatikan pada hari Sabtu 16 April 2016, dikutip dari Huffingtonpost.
Langkah yang diambil oleh Paus asal Argentina itu untuk membawa para pengungsi ke Roma bersamanya merupakan sebuah simbol rasa kemanusiannya terhadap kasus yang kini dinilai sungguh memprihatinkan. Paus Fransiskus dan 3 keluarga tersebut tiba di Lesbos sebelum kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki mengenai pelarangan pengungsi untuk masuk ke Eropa diberlakukan, sehingga hal tersebut masih dimaklumkan.
“Paus Fransiskus telah melakukan hal positif untuk menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa kita harus menerima para pengungsi ini dengan tangan terbuka,” seorang akademisi jurusan Alkitab Yunani, Petros Vasilliadis menuturkan.
“Hal ini bisa memberikan motivasi untuk gereja-gereja lainnya untuk melakukan hal yang sama,” Petros menambahkan. Menurut informasi dari Vatikan, ketiga keluarga ini akan ditampung dan dirawat oleh komunitas Kristen Katolik Santo Egidio yang bermarkas di Roma.
"Tiga keluarga ini beragamakan Islam yang berasal dari kota Damaskus dan Deir ez-Zor, daerah yang selama ini dikuasai dan kerap kali dibom oleh grup teroris ISIS,” Jurubi cara Vatikan mengungkapkan.
Paus Fransiskus pemimpin tertinggi bagi 1,2 miliar umat Katolik di dunia mengunjungi kamp pengungsi Moria di Turki, Yunani pada hari Sabtu 16 April 2016 untuk bertemu langsung dengan para pengungsi. Ia memberitahukan para pengungsi yang sedang cemas agar tidak merasa sendirian dalam menghadapi masalahnya.