Liputan6.com, Kairo - Airbus mendeteksi sinyal dari Laut Mediterania di mana EgyptAir dengan nomor penerbangan 804 jatuh pada 19 Mei 2016, demikian menurut laporan kantor berita Mesir Al Ahram.
Sinyal tersebut dipancarkan oleh Emergency Locator Transmitter (ELT) pesawat, yakni sebuah alat yang dapat aktif secara otomatis atau manual, dan biasanya mengirimkan sinyal bahaya saat pesawat mengalami benturan.
Dikutip dari CNN, Jumat (27/5/2016), sinyal dari ELT berbeda dengan pinger, di mana pinger yang dipancarkan oleh black box atau kotak hitam akan mengeluarkan suara saat masuk ke dalam air.
Advertisement
Dengan terpancarnya sinyal tersebut, wilayah pencarian pesawat dapat dipersempit -- dari sekitar 14 ribu kilometer persegi turun drastis menjadi radius 5 kilometer. Hal tersebut mempermudah tim pencari untuk mendeteksi ping dari kotak hitam.
Pesawat EgyptAir MS804 yang hilang dari radar dan membawa 66 penumpang, merupakan pesawat berjenis Airbus A320.
Menurut Lembaga Investigasi Kecelakaan Prancis, BEA, sebuah kapal milik Prancis yang dilengkapi dengan peralatan khusus untuk menemukan lokasi pinger, akan mulai melakukan pencarian MS804 di bawah laut dalam beberapa hari mendatang.
Baca Juga
Kapal selam milik Mesir dan Prancis telah diterjunkan di area jatuhnya MS804 untuk menemukan data penerbangan dan perekam suara kokpit sebelum baterai transponder habis.
Prancis juga memutuskan mengirim kapal kedua yang dilengkapi dengan robot penjelajah dan alat pengangkut yang dapat bekerja di kedalaman hingga 3 kilometer.
BEA Prancis akan memberikan bantuan teknis kepada Pemerintah Mesir, yang memimpin penyelidikan dan operasi pencarian bawah air.
Letak Pencarian MS804
EgyptAir dengan nomor penerbangan 804 sedang berada di ketinggian 37 ribu kaki atau 11,2 kilometer di atas Laut Mediterania ketika hilang kontak, sesaat setelah dijadwalkan pindah dari wilayah udara Yunani dan memasuki Mesir.
Sejauh ini beberapa puing dari pesawat, seperti baju pelampung barang-barang pribadi, dan bagian dari pesawat telah ditemukan.
Potongan kecil dari badan manusia juga telah ditemukan, dan Pemerintah Mesir berusaha untuk mengidentifikasi dan mencocokkannya dengan penumpang atau awak kabin.
Hingga kini pencarian EgyptAir masih terus berlangsung untuk mencari bagian penting, termasuk badan pesawat, data penerbangan, dan rekaman suara kokpit.
"Para tim pencari berjuang melawan waktu," ujar analis penerbangan Justin Green.
"Jika mereka tidak menemukan kotak hitam dalam 30 hari ke depan, pekerjaan mereka akan menjadi jauh lebih sulit karena kotak hitam tak lagi mengirimkan ping sonar, yang membantu untuk proses pencarian," jelasnya.
Sinyal dari Perangkat Pesawat?
Pesawat memiliki 3 buah ELT, salah satunya berada di bagian ekor di mana terdapat rekaman data penerbangan. Hingga kini belum jelas ELT bagian mana yang sinyalnya terdeteksi oleh Airbus.
Kantor berita Mesir melaporkan bahwa Airbus mengirim informasi tersebut ke pihak berwenang Mesir, yang kemudian menyampaikannya ke unit pencarian dan penyelamatan.
"Kami mendukung pihak yang bertanggung jawab atas penyelidikan dan kita tak bisa berkomentar, kami juga tak ingin berspekulasi," ujar pihak Airbus.
Sinyal dari ELT dapat dideteksi oleh satelit. Tak terdapat kepastian kapan tepatnya Airbus menerima sinyal tersebut. Namun hal itu biasanya dapat diketahui beberapa jam setelah terjadi suatu peristiwa, bukan beberapa hari kemudian.