Remaja 14 Tahun Tewas Diserang Singa di Kenya, Begini Kronologinya

Menurut KWS Senior Corporate Communications Manager Paul Udoto, singa tersebut memasuki permukiman penduduk dekat Nairobi National Park (Taman Nasional Nairobi) pada Sabtu malam (29/6) dengan melompati pagar sementara.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 21 Apr 2025, 13:03 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2025, 13:03 WIB
Ilustrasi Singa.
Ilustrasi serangan singa. Photo by: Robertgreene674 on Pixabay... Selengkapnya

Liputan6.com, Nairobi - Seekor singa betina membunuh remaja berusia 14 tahun di pinggiran ibu kota Kenya, Nairobi, setelah menyerangnya di sebuah peternakan yang berbatasan dengan tepi selatan taman nasional. Demikian pernyataan Kenya Wildlife Service (KWS) pada Minggu (20/4).

Menurut KWS Senior Corporate Communications Manager Paul Udoto, kronologi serangan bermula saat singa tersebut memasuki permukiman penduduk dekat Nairobi National Park (Taman Nasional Nairobi) pada Sabtu malam (29/6) dengan melompati pagar sementara.

Singa itu kemudian masuk ke sebuah rumah dan menyerang gadis remaja tersebut, yang saat itu berada di dalam bersama seorang remaja lainnya. "Tidak ada bukti bahwa korban memprovokasi singa," kata Udoto seperti dikutip dari CNN, Senin (21/4/2025).

Remaja kedua segera memberi tanda bahaya, memicu respons cepat petugas KWS dan tim darurat. Setelah tiba, tim menemukan jejak darah yang mengarah ke Sungai Mbagathi, di mana jenazah gadis itu ditemukan dengan luka di bagian punggung bawah.

Otoritas Kenya telah memasang perangkap dan mengerahkan tim untuk melacak singa tersebut. Mereka juga berupaya memperkuat langkah keamanan, termasuk pemasangan pagar listrik dan sistem peringatan dini berbasis AI untuk memperingatkan warga jika ada pergerakan hewan liar di sekitarnya.

Udoto menambahkan bahwa singa betina tersebut mungkin bingung atau menyimpang dari perilaku berburu normalnya, akibat kelangkaan mangsa di wilayah alaminya dan meningkatnya aktivitas manusia di sekitar taman nasional.

Pihak KWS kemudian turut berduka cita atas tragedi serangan hewan terhadap manusia tersebut.

"KWS menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban dan terus bekerja sama dengan penegak hukum dan masyarakat setempat untuk meningkatkan keamanan warga yang tinggal di dekat kawasan konservasi," tulis pernyataan resmi mereka.

Serangan Hewan Terpisah

Ilustrasi gajah (pixabay)
Ilustrasi serangan gajah (pixabay)... Selengkapnya

Dalam insiden terpisah pada Jumat (18/4), seekor gajah menyerang seorang pria berusia 54 tahun saat menggembalakan ternak di hutan di Kabupaten Nyeri, Kenya. Korban mengalami cedera dada, patah tulang rusuk, dan trauma internal, dan dinyatakan meninggal saat tiba di rumah sakit.

KWS menyatakan bahwa kedua serangan ini menegaskan pentingnya "investasi berkelanjutan dalam mitigasi konflik manusia-satwa liar—melalui intervensi strategis, sistem peringatan dini, dan kolaborasi yang lebih kuat dengan masyarakat terdampak."

Tim KWS masih menyelidiki kasus ini, tetapi temuan awal menunjukkan bahwa kedua insiden --baik serangan singa dan gajah-- "terkait dengan tekanan ekologis dan perambahan manusia ke habitat satwa liar."

Menurut informasi, gajah menyerang korban setelah ia memasuki hutan untuk menggembalakan ternak. "Aktivitas manusia yang memasuki wilayah hewanlah yang memicu konflik," jelas Udoto.

Sejatinya serangan singa dan gajah tergolong jarang, tetapi dapat terjadi di daerah terpencil dekat taman nasional dan cagar alam.

Menurut Udoto, serangan singa menyumbang kurang dari 2% dari seluruh insiden konflik manusia-satwa liar yang dilaporkan. Sementara serangan gajah lebih umum terjadi, terutama pada musim kemarau ketika hewan-hewan itu bermigrasi mencari air dan makanan, lalu memasuki lahan pertanian atau permukiman warga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya