Liputan6.com, Beijing - Langkah Donald Trump untuk maju dalam pemilu presiden Amerika Serikat semakin mulus setelah ia berhasil merangkul 1.237 delegasi. Sementara itu, Partai Demokrat masih harus menunggu sesi debat primaries pada awal Juni mendatang untuk menentukan sosok yang mewakili partai itu menuju Gedung Putih.
Demam pemilu AS ternyata tak hanya melanda seantero Negeri Paman Sam, namun juga sebuah negeri nan jauh di Asia, Tiongkok. Sebuah pabrik di Negeri Tirai Bambu itu jauh-jauh hari telah memprediksi siapa kelak yang akan menggantikan Barack Obama sebagai presiden AS.
Baca Juga
Pabrik kerajinan karet yang terletak di Jinhua, Provinsi Zhejiang itu dilaporkan telah memproduksi ribuan masker dengan wajah tiga kandidat bakal calon presiden AS, yakni Donald Trump, Hillary Clinton, dan Bernie Sanders.
Seperti dilansir Reuters dan dikutip asiancorrespondent, Senin (30/5/2016) pihak manajemen pabrik meyakini Trump akan memenangkan pertarungan pilpres dan menjadi presiden AS ke-45.
Sebelum ikut 'meramaikan' pemilu AS, pabrik bernama The Jinhua Partytime Latex Arts and Crafts Factory itu dikenal sebagai pabrikan topeng berbahan plastik dan karet yang diperuntukkan bagi perayaan Hallowen. Menurut manajemen pabrik, penjualan topeng Trump dan Hillary telah mencapai angka setengah juta.
Advertisement
Menurut manajer pabrik, Jacky Chen, masker Trump akan memegang rekor penjualan pada tahun ini meski pada saat ini angka penjualan keduanya sebanding. Masker Trump dijual di pasaran dengan harga US$ 4 atau setara dengan Rp 54,322 - US$ 5 atau setara dengan Rp 67,902.
Masker Trump itu diperkirakan akan banyak terjual pada November mendatang -- saat Halloween dan pilpres AS berlangsung.
Dalam sejumlah kampanyenya, Trump kerap menyerang China, khususnya kebijakan perdagangan Tiongkok yang ia sebut telah 'memerkorsa' AS. Sosok kontroversial itu bahkan mengatakan tidak menutup kemungkinan akan berperang dengan China -- ia mengklaim kekuatan ekonomi AS di atas China.
Tak cukup sampai di situ, Trump bahkan akan menerapkan tarif besar atas ekspor China ke sejumlah negara yang memiliki hubungan karib dengan AS.
Namun, tiba-tiba saja adegan lucu terjadi ketika wartawan Reuters mencoba bertanya tentang sosok Trump ke salah seorang pekerja pabrik, Liu Dahua (43 thn).
"Siapa Trump?" tanya wartawan
"Dia Presiden AS kan?" imbuh sang pekerja.