Liputan6.com, San Diego - Pendukung dan penentang kandidat calon presiden dari Partai Republik Donald Trump terlibat bentrok di Kota San Diego, California. Kericuhan diwarnai saling lembar batu dan botol bekas air mineral.
Polisi menyatakan, kerumunan di luar gedung pertemuan, di mana Trump berkampanye, sebagai tindakan melanggar hukum. Aparat menangkap 35 orang di antaranya.
Baca Juga
Baca Juga
Kerusuhan terjadi pascakampanye, di mana pendukung dan penentang Trump bertemu di jalan, mencemooh dan mengejek satu sama lain.
Puluhan polisi anti huru hara dikerahkan untuk memisahkan dua kubu. Sementara itu, sejumlah demonstran memanjat dinding dan melembar botol ke arah aparat.
Setelah membubarkan massa, polisi mengarahkan orang-orang ke Gaslamp Quarter. Sejauh ini tak ada laporan tentang kerusakan properti atau korban.
Advertisement
Trump berada di San Diego, yang terletak di dekat perbatasan Meksiko, untuk mengadakan kampanye jelang pemilihan pendahuluan (primary) di California pada 7 Juni 2016 mendatang.
Miliarder nyentrik itu berkali-kali menyerukan gagasannya untuk membangun tembok perbatasan, untuk mencegah imigran gelap memasuki Amerika Serikat.
Sekitar sepertiga populasi San Diego adalah warga Latin. Setiap harinya ratusan ribu orang berusaha menyeberang ke perbatasan AS dengan Meksiko.
"Saya menentang kebencian, fanatisme, bahasa rasis Donald Trump. Juga dan arogansi dan intoleransinya," kata salah satu demonstran, Martha McPhail, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (28/5/2016).
"Saya membela semua manusia -- semua ras, jenis kelamin, gender, veteran militer -- dan dia ingin memecah belah semuanya."
Namun, pendukung Trump punya pendapat lain. "Ayahku selalu berkata, kita butuh seorang pebisnis di kursi presiden. Saya suka kebijakan Trump," kata dia.
Sementara itu, Donald Trump mengomentari kerusuhan tersebut.
"Kerja yang fantastis dalam menangani para preman yang mencoba mengganggu kampanye damai dan dihadiri banyak orang," kata dia.
Trump berkampanye tanpa lawan di California, setelah rival-rivalnya di Partai Republik memilih mundur.
Mantan raja kasino itu telah mencapai jumlah delegasi yang disyaratkan untuk mengamankan nominasinya. Namun, statusnya sebagai capres Partai Republik belum diformalkan.
Sementara, persaingan masih berlangsung di kubu Partai Demokrat antara Bernie Sanders dan Hillary Clinton.
Sebelumnya, Trump menepis tantangan debat dengan kandidat Demokrat Bernie Sanders. Ia berdalih menunggu pemenang antara Sanders dan Clinton.
"Apa yang kau takutkan," demikian respons Sanders yang menyebut Donald Trump sebagai 'bully'.