Menlu Retno Bahas Perdamaian Palestina-Israel dengan 3 Negara

Bertemu dengan menlu Arab Saudi, UE, dan Swedia, Retno membahas perdamaian Timur Tengah, termasuk Palestina - Israel.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 06 Jun 2016, 18:16 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2016, 18:16 WIB
20160405-Menlu Retno Marsudi -Jakarta
Menlu Retno Marsudi memberikan pernyataan pers di Kantor Kemenlu, Jakarta, Selasa (5/4). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Di sela-sela pertemuan proses perdamaian di Timur Tengah, di Paris, 3 Juni lalu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan 3 Menlu, yakni dari Arab Saudi, Uni Eropa dan Swedia.

Pertemuan Retno dengan 3 Menlu itu ditujukan untuk membahas bagaimana cara melanjutkan negosiasi perdamaian Israel-Palestina. Perundingan itu, berhenti sejak beberapa tahun lalu.

"Dengan 3 negara tersebut kami membicarakan bagaimana kami bisa berkontribusi terhadap proses perdamaian yang hendak dilakukan," sebut Retno di kantor Kemlu, Senin (6/6/2016).

Retno menyatakan, bersama 3 Menlu itu, mereka sepakat, bahwa perundingan tak boleh dibiarkan jalan di tempat. Pasalnya, dengan kondisi seperti itu maka situasi di Tanah Palestina dapat semakin memburuk.

"Kita tahu bahwa sejak 2014 sudah tidak ada negosiasi antara Palestina dan Israel. Kita tersadar dengan kemandekan tersebut kita melihat situasi di lapangan semakin memburuk terus berlangsungnya illegal settlement oleh Israel," jelas dia.

"Oleh karena itu semua sepakat bahwa negosiasi harus segera dimulai kembali," ucap Retno.

Selain itu, mantan Duta Besar Indonesia untuk Norwegia ini menjelaskan, terkadang saat bertemu Menlu Uni Eropa, Swedia, dan Arab Saudi terjadi perbedaan pendapat bagaimana cara yang tepat mendamaikan Palestina-Israel. Namun, perbedaan itu tak akan menjadi halangan.

"Setiap menlu bicara soal sudut pandangnya masing-masing, tapi masing-masing percaya kita memiliki komitmen tinggi untuk memberikan kontribusi (bagi perdamaian Israel-Palestina)," ucapnya.

"Kadang-kadang sudut pandang berbeda tapi yang paling penting adalah mengkombinasikan sudut pandang berbeda ini menjadi suatu yang bisa do able," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya