Arab Saudi Siap Bayar Kompensasi ke WNI Korban Crane Jatuh

Kabar baik datang bagi keluarga korban insiden crane jatuh di Arab Saudi.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 01 Jun 2016, 18:03 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2016, 18:03 WIB
Tragedi Crane Jatuh Jadi Objek Foto Jamaah Haji
Ribuan umat muslim yang sedang menunaikan ibadah haji berjalan melintasi crane yang roboh di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi (9/12/2015). Sebanyak 107 calon jemaah haji meninggal dunia akibat crane jatuh karena cuaca buruk. (REUTERS/ AHMED FARWAN)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar baik datang bagi keluarga korban insiden crane jatuh di Arab Saudi. Musibah yang terjadi pada September 2015 silam.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir mengatakan, Arab Saudi akan segera menjalankan pembayaran kompensasi.

"Proses (pembayaran kompensnasi) sudah jalan. Pembayaran segera dilakukan," ujar pria yang kerap disapa Tata itu dalam pers briefing Kemlu, Kamis (1/6/2016).

Dia menambahkan, proses tersebut diawasi dan dikoordinasikan KJRI Jeddah. Diharapkan proses tersebut dapat rampung sesegera mungkin.

"Sudah ada komunikasi intensif antara Pemerintah Arab Saudi dan KJRI Jeddah, kita akan terus mengurus," kata dia.

Dalam peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram pada Jumat 11 September 2015, sedikitnya 61 orang jemaah haji Indonesia menjadi korban. Sebagian besar mereka mengalami luka berat, sedangkan 12 di antaranya meninggal dunia.

Pemerintah Saudi Arabia menjanjikan santunan bagi seluruh korban peristiwa itu. Masing-masing korban tewas dan cacat permanen akan mendapatkan uang senilai 1 juta riyal, dan keluarga atau ahli warisnya diundang berhaji pada musim tahun berikutnya.

Sedangkan bagi korban luka, dijanjikan mendapatkan uang 500 ribu riyal dan diberi kesempatan untuk mengulang atau menyempurnakan ibadah hajinya.

Untuk merealisasikan janjinya, Pemerintah Saudi telah membentuk komite khusus yang mulai bekerja sejak tahun 2015 lalu.

Direktur Departemen Kesehatan Saudi Arabia Mustafa Baljoun mengatakan, proses pemberian santunan diupayakan bersih dari kecurangan dan penyalahgunaan.

"Data pribadi setiap korban akan dicek secara teliti berdasarkan waktu penanganan di rumah sakit. Data itu mencakup nama, kebangsaan, paspor, alamat, dan seterusnya. Data lengkap akan diteruskan kepada otoritas yang bersangkutan," kata Mustafa sebagaimana dikutip Saudi Gazette, Kamis 8 Oktober 2015.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya