Top 3: Bangunan 'Kota Hantu' Terbengkalai Olimpiade di Masa Lalu

Setelah persiapan yang lama dan memakan biaya, sejumlah bangunan Olimpiade malah terbengkalai dan luruh dimakan waktu.

oleh Arie Mega PrastiwiAlexander LumbantobingNurul BasmalahKhairisa Ferida diperbarui 15 Agu 2016, 09:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2016, 09:00 WIB
Terbengkalai, Ini Bangunan 'Kota Hantu' Olimpiade Masa Lalu
Arena bobsleigh Olimpiade Sarajevo 1984 (Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Penyelenggaraan Olimpiade seringkali dikaitkan dengan gengsi negara penyelenggara, atau bahkan persaingan antar kota. Misalnya, pada Olimpiade 2000, dua kota Australia, Melbourne dan Sydney, bersaing untuk menjadi tuan rumah. Selain dikaitkan dengan kebanggaan, penyelenggaraan perhelatan sebesar itu memerlukan persiapan dan pembangunan sarana pendukung yang tidak murah.

Para pembaca Liputan6.com kanal Global edisi Senin (15/8/2016) pagi paling tersedot perhatiannya pada sejumlah bangunan-bangunan penyelenggaraan Olimpiade  di berbagai kota pada masa lalu yang kemudian terbengkalai, luruh dimakan waktu, bahkan berubah menjadi bak 'kota hantu'. 

Kemudian, menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI, kisah sejumlah warga negara asing yang membantu dan mendukung perjuangan kemerdekaan juga menjadi pilihan pembaca. Walaupun perannya sering tidak terlalu diketahui, bukan berarti peran mereka bisa diabaikan. Misalnya seperti kisah Muriel Stuart Walker atau yang kelak dikenal sebagai K'tut Tantri.

Terakhir, para pembaca diajak berpikir ulang mengenai sejumlah peristiwa besar dalam sejarah sehingga mengubah arah perjalanan peradaban.

Ternyata, ada sejumlah peristiwa bersejarah yang dipicu oleh hal-hal yang di masa modern bisa dijelaskan sebagai penyakit. Seandainya ilmu pengetahuan saat itu sudah cukup, mungkin akan lain perjalanan peradaban kita.

Berikut adalah Top 3 selengkapnya: 

 

1. Terbengkalai, Ini Bangunan 'Kota Hantu' Olimpiade di Masa Lalu

Setelah menghabiskan waktu yang lama dan biaya banyak, bangunan bekas Olimpiade di beberapa negara menjadi terbengkalai (Reuters)

Setiap 4 tahun sekali, seluruh penjuru dunia menyaksikan ajang olahraga bergengsi, Olimpiade. Pertandingan yang diikuti oleh ratusan atlet dari seluruh belahan Bumi itu, dilaksanakan di negara-negara berbeda setiap musim.

Mulai dari Salt Lake City, Utah, AS, London, Inggris, Beijing, China, dan kini Rio de Janeiro, Brasil, berbagai kota di dunia menjadi tuan rumah perayaan ajang bergengsi tersebut.

Dengan menjadi negara penyelenggara Olimpiade, pemerintah setempat berarti harus melakukan berbagai persiapan, salah satunya pembangunan tempat pertandingan.

Konstruksi tempat yang akan dipenuhi atlet mancanegara itu tentunya tidak selesai dalam waktu yang singkat. Butuh berbulan-bulan, bahkan tahunan, untuk menyelesaikannya.

Sayangnya, setelah Olimpiade selesai, bangunan yang dibuat selama berbulan-bulan lamanya itu, menjadi terbengkalai, tak terurus, dan terlihat seperti tempat angker atau kota hantu.

Selanjutnya...

 

2. K'Tut Tantri, Wartawan Asing yang Berjuang Memerdekakan Indonesia

K'tut Tantri berbincang dengan mantan Kapolri Hoegeng dan istri, serta Haji Masagung, pemilik penerbitan yang pernah mengedarkan bukunya dalam bahasa Indonesia (Arsip Perpustakaan Nasional Republik Indonesia/National Geographic)

Menelusuri sejarah kemerdekaan, ingatan otomatis akan menggiring kita pada deretan nama pahlawan nasional seperti Sukarno, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Mohammad Natsir, dan banyak lagi. Dedikasi mereka diulas melalui berbagai media, mulai dari tulisan hingga film.

Meski demikian, ada yang nyaris luput dari benak kita sebagai sebuah bangsa. Bahwa dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia, sejumlah orang asing turut menyumbangkan harta, pikiran, dan tenaga, bahkan menyabung nyawa.

Nama orang-orang asing itu memang hampir tak tercatat dalam buku pelajaran sejarah, namun sumbangsih mereka tak terbantah. Jauh dari gelar pahlawan, mereka justru memainkan peran yang tak kalah signifikan dengan patriot lokal.

Dalam rangka perayaan kemerdekaan Indonesia ke-71 pada 17 Agustus mendatang, kanal Global Liputan6.com akan menghadirkan ulasan singkat mengenai sejumlah orang asing yang "bertumpah darah" Indonesia selama beberapa hari ke depan. Dan kali ini, kami mengangkat kisah Muriel Stuart Walker atau yang kelak dikenal sebagai K'tut Tantri.

Selanjutnya...

 

3. Bisikan Halus hingga Tumor, 5 Sejarah Dunia yang Dipicu Penyakit

Bisikan Halus hingga Tumor, 5 Sejarah Dunia yang Dipicu Penyakit (Listverse)

Sejarah kerap kali dibumbui cerita dan anekdot bagaimana sebuah detail penting mampu mengubah dunia. Kebanyakan cerita itu meragukan atau memiliki keanehan.

Kendati demikian, setelah ditelusuri lebih lanjut, bumbu cerita itu bisa jadi mengandung kebenaran. Hal itu bisa dibuktikan dengan sejumlah tes di kemudian hari.

Jikalau pembuktian tes tidak bisa dilakukan, ciri-ciri bumbu cerita sejarah itu bisa dikaitkan dengan perkembangan ilmu yang lebih modern lagi. Hal itu ditemukan dalam momen perubahan dunia yang ternyata dipicu oleh penyakit yang diderita pelaku pembuat sejarah itu.

Siapa dan bagaimana momen sejarah dunia itu dipicu oleh kondisi kesehatan. Berikut adalah 5 sejarah dunia yang disinyalir terkait dengan riwayat penyakit si pelaku sejarah seperti Liputan6.com lansir dari Listverse pada Minggu 14 Agustus 2016.

Selanjutnya...

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya