323 Rusa Mati Sekaligus Hanya dalam Sekali Sambaran Petir

Sebanyak 323 bangkai rusa tersebar di area yang sempit dan terisolasi di Taman Nasional Hardangervidda, Norwegia.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 30 Agu 2016, 04:42 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2016, 04:42 WIB
Lebih dari 300 rusa mati akibat sambaran petir
Lebih dari 300 rusa mati akibat sambaran petir di Taman Nasional Hardangervidda, Norwegia (Norwegian Environment Agency)

Liputan6.com, Oslo - Lebih dari 300 rusa mati sekaligus akibat sambaran petir tunggal di sebuah taman nasional di Norwegia.

Badan Lingkungan Hidup Norwegia pada Minggu 28 Agustus 2016 merilis sejumlah gambar yang menunjukkan dampak dari peristiwa tersebut. Foto-foto mengabadikan bagaimana 323 bangkai rusa tersebar di area yang sempit dan terisolasi di Taman Nasional Hardangervidda.

Taman nasional yang terletak di dataran tinggi tersebut menjadi rumah bagi kawanan terbesar rusa liar di Eropa.

Salah satu pengawas taman nasional menemukan bangkai-bangkai rusa tersebut setelah badai melanda.

Hewan-hewan liar memang kerap jadi korban sambaran petir, namun pihak badan lingkungan hidup tak pernah menemukan kasus kematian sebanyak ini, hanya dalam sekali sambaran petir.  

"Kami tak pernah mengalami yang sebanyak ini," kata juru bicara Badan Lingkungan Hidup Norwegia, Kjartan Knutsen kepada CNN, seperti dikutip pada Selasa (30/8/2016).

Dia menambahkan, kemungkinan rusa-rusa tersebut berkumpul dan merapatkan diri akibat cuaca buruk Jumat lalu, ketika badai terjadi.

"Itu mungkin menjelaskan mengapa petir bisa membunuh sedemikian banyak rusa."

Bangkai rusa yang tergeletak mati di sebuah taman alam di Hardangervidda, Norwegia (28/8). Sekitar 300 ekor rusa mati tersambar petir akibat badai melanda wilayah setempat Jumat lalu. (Havard Kjotvedt/SNO/Miljodirektoratet/NTB Scanpix via Reuters)


Kematian massal tersebut baru diketahui beberapa hari setelah peristiwa. Sebab, manusia jarang menginjakkan kaki di wilayah terpencil itu.

Rusa-rusa yang mati ditemukan salah satu inspektur atau pengawas yang menuju wilayah tersebut di tengah musim berburu rusa liar yang dijadwalkan tiap tahun.

Knutsen menambahkan, saat ditemukan, masih ada lima rusa yang hidup. Namun mereka harus disuntik mati (euthanasia) untuk mengakhiri penderitaannya.

Kini, pihak berwenang mulai mengambil sampel dari bangkai-bangkai rusa, sebagai bagian dari survei kesehatan hewan.

"Kita sudah tahu bahwa mereka mati akibat sambaran petir, namun, penelitian tetap dilakukan demi sains," kata dia.

Hingga Senin waktu setempat, bangkai-bangkai rusa itu masih ada di tempatnya. Biasanya, hewan liar yang mati di alam liar tak akan dipindahkan posisinya.

Namun, menurut  Knutsen, pihaknya mempertimbangkan opsi lain karena jumlahnya yang luar biasa.

Bukan kali ini saja hewan-hewan menjadi korban cuaca buruk. Pada 2005, 68 sapi mati di Australia, hanya dalam sekali sambaran petir.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya