Liputan6.com, Jakarta - Pada 1 September 2016, beberapa wilayah di Bumi akan menjadi sedikit lebih gelap, terlihat seolah matahari tiba-tiba ditutupi bayangan hitam yang sangat besar.
Pada hari itu, matahari akan ditutupi oleh bulan sehingga membentuk lingkaran cahaya (ring of fire) di sekeliling bintang besar tersebut.
Fenomena alam yang dikenal dengan sebutan Gerhana Matahari Cincin (GMC) itu akan terjadi dan menyelimuti beberapa negara, termasuk Indonesia, dengan kegelapan selama beberapa menit.
Advertisement
Baca Juga
Sayangnya, hanya beberapa wilayah Tanah Air saja yang dapat menyaksikan fenomena matahari tertutup bulan tersebut. Wilayah itu tidak akan menjadi gelap total, hanya terlihat seperti cahaya lampu yang tiba-tiba meredup.
"Ya ada gerhana matahari cincin besok, tetapi jalurnya hanya melewati Afrika dan Samudera Hindia. Di Indonesia hanya Jawa dan Selatan Sumatera yang mengalami gerhana matahari sebagian yang sangat tipis menjelang matahari terbenam," kata Thomas Djamaluddin kepada Liputan6.com.
Menurut laporan yang dikutip dari berbagai sumber, Rabu (31/8/2016), tempat paling bagus untuk menyaksikan GMC adalah di sebuah wilayah yang berjarak 10 jam perjalanan dari selatan Dar es Salaam, Tanzania, Afrika Selatan.
Fenomena alam menakjubkan tersebut akan terjadi di wilayah yang terletak di jantung Afrika dan ujung timur Madagaskar itu pada pukul 09.08 pagi waktu setempat.
Para pencinta gerhana atau yang lebih sering disebut dengan istilah eclipse-chaser berpencar ke berbagai tempat dengan spot terbaik, untuk menyaksikan kejadian menakjubkan tersebut.
Eclipse-chasers berbondong-bondong menuju Tanzania dan Madagaskar, lokasi terbaik yang diprediksi oleh ahli meteorologi Jay Anderson.
Sementara itu, seorang ahli gerhana Jay Pasachoff dari Williams College, juga berangkat bersama kelompok pengejar gerhana lainnya menuju Reunion Island.
"Kupikir hanya ahli astronomi amatir yang mau melakukan perjalanan panjang ini. Tapi ini menyenangkan, walaupun tidak seheboh gerhana matahari total," kata Pasachoff seperti dikutip dari Space.com.
Sementara itu, bagai Anda yang berada di wilayah Gabon, Republik Kongo, Tanzania, dan Madagaskar pada saat terjadinya GMC, sebaiknya tidak menyaksikan fenomena tersebut dengan mata telanjang.
Walaupun bulan menutupi sebagian besar cahaya matahari, ring of fire tetap saja akan merusak mata akibat radiasi yang dipancarkan -- 1 persen cahaya bintang itu cukup untuk membuat retina mata terbakar.
Untuk mencegah kerusakan fatal tersebut, sebaiknya menggunakan pelindung mata yang lebih kuat dari kacamata, seperti 'kaca gerhana'.
Setelah gerhana matahari cincin berakhir, sekitar dua minggu ke depan, akan dilanjutkan dengan fenomena gerhana bulan total.
Bagaimana Gerhana Matahari Cincin Terjadi
Gerhana matahari terjadi saat bulan berada sejajar di antara Bumi dan matahari. Ketika gerhana total terjadi, bulan 'berdiri' dengan sempurna di depan matahari dan memblokir seluruh cahaya surya.
Namun, pada GMC bulan tidak sepenuhnya menutupi sang surya. Hal ini terjadi karena Bumi dan matahari berada di orbit berbentuk elips -- lingkaran tidak sempurna.
"Orbit Bumi sedikit elips, dan orbit bulan lebih berbentuk lingkaran tidak sempurna. Jadi, satelit bumi itu kadang berada di jalur yang lebih jauh dari biasanya," ujar Pasachoff.
"Ketika terletak relatif lebih jauh, akan terlihat lebih kecil dan tidak bisa menutupi lingkaran matahari sepenuhnya," kata dia.
Hasilnya tepi 'piringan' matahari mengintip dari balik bayang-bayang bulan, menciptakan lingkaran cincin sinar matahari.