Cara Menambang 'Harta Karun' Emas di Ponsel Lama Anda

Logam-logam berharga yang tersembunyi dalam setiap ponsel, emas, perak, tembaga, platinum, dan palladium.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 19 Okt 2016, 07:17 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2016, 07:17 WIB
Ilustrasi bongkahan emas
Ilustrasi bongkahan emas (Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Ada fakta menarik terkait benda yang tak pernah lepas dari sisi Anda: ponsel pintar atau smartphone. Ternyata, perangkat tersebut lebih berharga dari yang dikira selama ini.

Ada logam-logam berharga yang tersembunyi alias harta karun dalam setiap ponsel -- emas, perak, tembaga, platinum, dan palladium.

Sebuah iPhone, misalnya, diperkirakan mengandung  0,034 gram emas, 0,34 gram perak, 0,015 gram palladium, dan kurang dari seperseribu gram platinum.

Ponsel tersebut juga mengandung logam yang kurang berharga namun signifikan, yakni 25 gram alumunium dan tembaga yang beratnya sekitar 15 gram.

Tak hanya itu. Ponsel juga mengandung sejumlah elemen yang langka -- unsur-unsur yang sejatinya melimpah di kerak Bumi namun susah ditambang, termasuk yttrium, lanthanum, TB, neodymium, gadolinium dan praseodymium. Belum termasuk plastik, kaca, dan baterai.

Lantas, apa pentingnya kandungan yang sedikit itu?

Meski hanya secuil, ada lebih dari 2 miliar orang yang kini memiliki ponsel, jumlah itu diperkirakan terus bertambah.

Konsentrasi sejumlah elemen, misalnya emas dan perak, dalam ponsel sebenarnya lebih tinggi daripada konsentrasi ore -- endapan bahan galian yang dapat diekstrak (diambil) mineral berharganya secara ekonomis baik itu logam maupun bukan logam.

Satu ton iPhone akan menghasilkan 300 kali emas lebih dari 1 ton bijih emas -- dan 6,5 kali lebih banyak dari pada 1 ton bijih perak.

Karena dua miliar pengguna ponsel mengganti perangkat baru  setiap 11 bulan, itu berarti ada produk yang kita masukkan ke lemari, atau entah di mana dan terlupakan.

Baru sekitar 10 persen di antaranya yang didaur ulang, dan komponen-komponen berharga yang diambil dan digunakan kembali. Bisa dikatakan ada 'tambang emas' di lemari, kotak, tempat pembuangan sampah.

Cara 'Menambang' Emas

Bagaimana cara menambang emas tersebut?

Dalam skala pribadi, tentu saja penambangan logam dari sebuah ponsel tak akan menghasilkan keuntungan yang signifikan. Beda ketika kita melakukannya dalam skala besar.

Sejuta ponsel bisa menghasilkan lebih dari 16 ton tembaga, 350 kilogram perak, 34 kilogram emas, dan 15 kg palladium.

Tantangannya adalah bagaimana untuk menambang mineral dan material tersebut secara aman dan ekonomis.

Hal itulah yang akan dibahas dalam ajang World Changing Ideas Summit (WCIS) BBC Future yang akan digelar pada November 2016 di Sydney, Australia.

Sampah elektronik atau e-waste dalam jumlah signifikan, termasuk ponsel bekas, dibuang atau diekspor ke China -- di mana pekerja dengan upah rendah dan anak-anak dilaporkan dikerahkan untuk memecah perangkat tersebut, bahkan menggunakan bahan kimia berbahaya untuk mendapatkan komponen berharga itu.

Ilustrasi ponsel bekas (Reuters)


Di salah satu kota di Tiongkok, Guiyu diklaim sebagai situs pembuangan sampah elektronik terbesar di dunia, sejumlah masalah kesehatan dialami warga. Air, tanah, dan udara tercemar merkuri, arsenik,  krom, dan timah.

Proses daur ulang limbah juga menghadapi banyak tantangan. Di Australia, misalnya, daur ulang sampah elektronik seringkali melibatkan industri peleburan logam yang berbiaya tinggi dan tak ramah lingkungan.

Idealnya, orang tak berganti-ganti ponsel terlalu sering. Namun, mengubah perilaku konsumen mungkin adalah yang paling sulit. Untuk itulah opsi yang lebih baik dibutuhkan.

Ilmuwan material, Veena Sahajwalla dari University of New South Wales mengajukan ide pabrik mikro (micro-factories) di komunitas yang bisa mengekstrasi logam berharga dari ponsel lama dan memusnahkan sisanya.

Pendekatannya meminimalisasi kontak manusia dengan material berbahaya di dalam ponsel. Sebagai gantinya, robot yang akan dikerahkan. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya