Liputan6.com, Jakarta - Manusia terlahir di dunia dengan segala kekurangan dan kelebihan. Sebagian besar hidup dan berkembang dengan memiliki fisik yang lengkap.Â
Namun ada juga yang mengalami kelainan.  Beberapa di antara kelainan itu sangat ekstrem dan tergolong langka.Â
Seperti dua kisah mengenai dua orang perempuan yang berbeda berikut ini. Salah satu dari mereka memiliki 2 vagina, sementara yang lainya tak memiliki vagina sama sekali.Â
Advertisement
Berikut selengkapnya kisah 2 orang perempuan yang berjuang hidup karena vagina:
1. Kisah perempuan tak bervagina yang ingin miliki anak
Kehidupan Devan Merck kecil tak sama dengan gadis seusianya. Ia memiliki kondisi fisik aneh, di mana Devan dilahirkan tanpa vagina.Â
Kondisi tersebut membuat kehidupan masa sekolah perempuan yang kini berusia 23 tahun itu sengsara.Â
Tak hanya dibully oleh rekan sekolahnya, Devan juga kesulitan untuk mendapatkan pacar. Namun pada saat ia memiliki kekasih, hubungannya tak akan berlangsung lama.Â
Hal tersebut terjadi karena Devan tak memiliki vagina dan tak bisa berhubungan seks.Â
Namun semua itu berubah saat Devan lulus sekolah dan mulai bertemu dengan Trent, seorang anggota militer yang 5 tahun lebih tua darinya.Â
Selama bertahun-tahun aku dibully dan merasa berbeda. Anak-anak akan memanggilku 'laki-laki' dan 'aneh'. Sementara pria akan menjauh ketika tahu aku tak bisa berhubungan seks," ujar Devan.
"Namun semua itu berubah ketika aku bertemu dengan Trent. Baru-baru ini kami juga mendapatkan informasi bahwa aku memiliki kedua ovariumku," sambung Devan, sperti dikutip dari News.com.au.Â
Trent yang mencintai kekurangan dan kelebihan Devan memilih untuk menikahi gadis itu. Keduanya hidup bahagia.Â
Suatu hari dokter memberitahu bahwa kedua indung telur Devan masih berfungsi. ia bisa memiliki anak bilogis bersama suaminya.Â
Dokter mngusulkan untuk melakukan bayi tabung, atau menemukan ibu pengganti untuk mengandung anak mereka.Â
Devan mengatakan bahwa dia selalu mendambakan menjadi seorang ibu, menjadi wanita seutuhnya.
"Tak ada yang kuinginkan selain memberikan anak kepada suamiku dan memulai kehidupan keluargaku sendiri. Aku mulai melihat harapan itu akan terpenuhi," kata Devan.
Devan kini telah menjalani proses IVF (In Vetro Fertilization), dan diharapkan akan melahirkan anak pertamanya pada Desember 2017.Â
"Aku sangat bangga memiliki anak seperti Devan. Dia tak pernah menyerah dan merupakan lambang cinta," kata Gina, ibu Devan.
"Aku tak sabar menanti kedatangan cucuku dan melihat bagaimana hubungannya dengan ibunya sendiri," ujar perempuan 45 tahun itu.
Wanita dengan 2 Vagina
2. Perempuan pemilik 2 vagina
Berbeda dengan Devan yang tak memiliki vagina, Faye Wilkins memiliki dua set organ kewanitaan yang lengkap. Ya, dua vagina, dua serviks, dan dua rahim.Â
Kondisi tersebut membuat Faye pernah hampir meregang nyawa ketika masih kecil. Dua set organ itu membuat Faye kecil mengalami siklus menstruasi yang berbeda dari teman sebayanya.Â
"Saat itu usiaku 14 tahun, sungguh tak terbayangkan ketika dokter mengatakan, aku terlahir dengan 2 vagina, 2 servik, dab 2 rahim," kata dia.
"Aku sungguh kaget saat itu, sama sekali tak mengira hal tersebut terjadi. Apalagi, perbedaannya hanya internal."
Gadis kecil itu awalnya menjalani kehidupan normal, seperti bocah seusianya. Suatu hari, ia merasakan sakit luar biasa saat periode menstruasinya. Ditemani sang ibu, perempuan asal Inggris itu akhirnya berkonsultasi ke dokter.
"Saat teman-temanku mulai menstruasi, aku hanya merasakan kejang di perut, hanya itu," kata . "Ketika sakitnya menjadi tak tertahankan, ibu membawaku ke dokter, ia mengira ada kista di rahimku sebab ada benjolan yang muncul."
Delapan bulan berlalu sejak saat itu. Lalu sebuah insiden mengerikan terjadi. Kala itu Faye tengah berada di kamar mandi.
"Aku mendengar suara letupan, menyadari sesuatu di dalam diriku meledak," kata Faye. "Aku merasa kesakitan, begitu banyak darah yang keluar, sampai-sampai aku dilarikan ke rumah sakit."
Dokter yang memeriksanya kemudian menyimpulkan, Faye mengalami UD.
"Kondisi tersebut menyebabkan penyumbatan, darah menstruasiku mengental dan ukurannya mencapai 12 cm," tambah dia.
Dua bulan kemudian, Faye menjalani operasi untuk menyatukan dua vaginanya, agar insiden serupa tak kembali terjadi.
Namun masalah lain timbul. Akibat rahim yang hanya berbentuk setengah, Faye kesulitan untuk mendapatkan anak stelah pernikahannya.Â
Ia pernah mengalami beberapa kali keguguran akibatnya. Namun, pada usia 31 tahun, praktisi kesehatan tersebut kini memiliki 2 anak, Molly (7) dan George (2). Kedua bocah lucu tersebut dilahirkan dalam rahim yang berbeda.
Sebagai praktisi kesehatan, Faye mengaku heran, ada banyak profesional seperti dirinya yang tak memiliki pengetahuan soal kondisi tersebut. Apalagi, orang awam. Itu mengapa ia ingin meningkatkan kesadaran orang banyak terkait UD.
Kini, meski tak berencana menambah anak, Faye menolak kehidupannya dikendalikan oleh kondisinya.
"Aku memiliki kehidupan yang relatif normal, meski hanya punya satu ginjal -- yang terkait dengan UD. Tapi sekali lagi, kondisi itu tak akan menghalangiku."
Â
Â
Advertisement