Liputan6.com, Rio de Janeiro - Seorang polisi Rio de Janeiro, Brasil, mengaku telah membunuh Duta Besar Yunani untuk Brasil. Ia disebut-sebut memiliki hubungan khusus dengan istri diplomat tersebut.
Duta Besar Kyriakos Amiridis (59) menghilang sejak Senin 26 Desember 2016 malam. Istrinya, seorang wanita Brasil bernama Francoise baru melaporkan kehilangan suaminya pada Rabu 28 Desember 2016 lalu.
Namun demikian, polisi bernama Sergio Moreira (29) kemudian mengaku pada Jumat 30 Desember lalu bahwa ia membunuh Pak Dubes pada Senin malam. Aksi itu dilakukannya di rumah keluarga Arimidis di Nova Iguacu, suatu daerah di pinggiran utara kota Rio de Janeiro.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Reuters pada Sabtu (31/12/2016), seorang penyidik bernama Evaristo Magalhaes menjelaskan bahwa Francoise (40) dan Moreira bersekongkol melakukan pembunuhan sejak beberapa hari sebelumnya.
Dua tersangka itu sekarang sudah ditahan polisi. Polisi juga menahan sepupu tersangka pria yang bertugas mengawasi lingkungan ketika aksi pembunuhan berlangsung.
Sepupu itu juga dituduh ikut membawa jasad korban dengan janji imbalan sebesar 80 ribu reai atau setara dengan Rp 332 juta.
"Ini adalah tindakan tragis dan pengecut, tapi kami tidak akan lelah membongkar kasus ini sesegera mungkin. Ini adalah kejahatan atas nama cinta," jelas Magalhaes.
Presiden Brasil, Michel Temer, dalam surat yang ditujukan kepada Perdana Menteri Alexis Tsipras (Yunani), mengatakan bahwa pembunuhan sang Duta Besar membuatnya sedih. Ia pun menyampaikan bela sungkawa kepada kerabat dan teman-teman korban, juga rakyat Yunani.
Pihak Kedutaan Besar Yunani di Brasil sejauh ini menolak berkomentar. Pun demikian dengan juru bicara Kementerian Luar Negeri Athena, Stratos Efthymiou.
Pak Dubes Amiridis berdinas sebagai Konsul Jenderal di Rio antara 2001 hingga 2004. Sebelumnya, ia menjadi Dubes untuk Libya dari 2012.
Ia ditunjuk berdinas di Brasil sejak awal 2016. Dari pernikahan dengan sang istri, pasangan itu memiliki seorang putri berusia 10 tahun.
Kejadian ini menohok citra kota yang baru 4 bulan lalu menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2016. Kejahatan di Rio dilaporkan meningkat dan negara itu tertimbun hutang, sehingga tidak mampu menggaji polisi dan banyak pegawai di sektor lain.
Lingkungan tempat temuan mobil sang Dubes dikuasai oleh kelompok-kelompok bersenjata dengan koneksi kekuasaan serta politik -- kebanyakan terdiri dari polisi dan petugas pemadam kebakaran yang sedang tidak dinas atau telah pensiun.
Mereka kerap memeras warga agar mencegah para bandar narkoba menguasai daerah luas tersebut. Kelompok-kelompok bersenjata itu berkembang selama beberapa tahun dan 'main mata' dengan para politisi setempat dengan janji suara pemilihan selama mereka diijinkan melanjutkan aksi kejahatannya.