Presiden Korsel Absen dalam Sidang Pertama Pemakzulan

Karena Presiden Korsel Park tak hadir maka hakim memutuskan untuk menunda sidang hingga hari Kamis.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Jan 2017, 18:40 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2017, 18:40 WIB
Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye
Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye (Reuters/Yonhap)

Liputan6.com, Seoul - Mahkamah Konstitusi Korea Selatan (Korsel) telah menggelar sidang pertama pemakzulan Presiden Park Geun-hye. Namun presiden perempuan pertama Korsel itu tidak hadir sehingga sidang terpaksa ditunda hingga Kamis waktu setempat.

Anggota parlemen Korsel memutuskan untuk memberhentikan Park dari jabatannya setelah ia tersandung skandal korupsi dan kolusi bersama dengan seorang teman lamanya, Choi Soon-sil dan sejumlah bawahannya.

Choi didakwa menyalahgunakan kekuasaan. Tuduhan yang sama yang ditujukan kepada Park, namun dibantah oleh sang presiden.

Sidang pemakzulan Park ini ditangani oleh sembilan hakim. Majelis hakim memiliki waktu 180 hari untuk memutuskan nasib Park, akankah dia melanjutkan jabatannya sebagai presiden atau justru diberhentikan.

Pengadilan dilaporkan telah mengundang Park untuk datang ke sidang. Namun kuasa hukumnya mengatakan, kliennya tidak akan menghadiri sidang, kecuali "ada keadaan khusus."

Jika pada Kamis waktu setempat, Park kembali tidak hadir maka sidang akan tetap dilanjutkan tanpa yang bersangkutan. Demikian seperti dilaporkan kantor berita Yonhap dan dilansir BBC, Selasa, (3/1/2017).

Menurut the Korea Times, nantinya hakim akan menilai sejumlah aspek di antaranya, apakah Park menyalahgunakan kekuasaannya, terlibat dalam kasus suap, atau melakukan tindakan melanggar hukum.

Park yang merupakan putri dari eks presiden Park Chung-hee pada 1 Januari 2017 sempat kembali menyanggah keterlibatannya dalam skandal korupsi dan kolusi. Ia menyebut tuduhan yang diarahkan kepadanya "menyimpang dan palsu."

Choi dituding telah memanfaatkan kedekatannya dengan Park demi menekan sejumlah perusahaan untuk memberikan sumbangan kepada dua yayasan yang ia kendalikan. Dua yayasan tersebut sengaja didirikan untuk mendukung inisiatif kebijakan Park. Namun belakangan dana tersebut dimanfaatkan secara pribadi.

Skandal korupsi dan kolusi yang menyeret Park telah mengguncang Korsel. Secara rutin di setiap akhir pekan digelar unjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Park. Meski demikian hingga saat ini, sang presiden belum menunjukkan tanda-tanda akan mengundurkan diri.

Secara terpisah, pihak berwenang Korsel mengatakan mereka akan tetap mengupayakan ekstradisi terhadap putri Choi, Chung Yoo-ra yang ditangkap di Denmark. Chung dinilai tinggal secara ilegal di negara itu.

Namun di negara asalnya, Korsel, Chung diduga ikut terseret skandal sang ibu. Atlet berkuda Korsel itu akan diselidiki terkait pemberian hadiah oleh perusahaan raksasa teknologi, Samsung berupa seekor kuda. Kelak kuda itu digunakannya untuk latihan.

Tak hanya itu, akademisi di Ewha Womans University juga saat ini tengah diselidiki atas dugaan memberikan perlakuan istimewa kepada Chung. Meski kemudian penerimaannya di perguruan tinggi tersebut dibatalkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya