Buku Karya Adolf Hitler Laku Keras di Jerman Sepanjang 2016

Setelah dilarang 70 tahun, terbitan ulang Mein Kampf karya Adolf Hitler jadi buku nonfiksi paling laku di Jerman.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 04 Jan 2017, 12:20 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2017, 12:20 WIB
Mein Kampf
Setelah dilarang selama sekitar 70 tahun, terbitan ulang buku Mein Kampf karya Adolf Hitler jadi nonfiksi paling laku di Jerman. (Sumber AP/Matthias Schrader)

Liputan6.com, Munich - Buku Mein Kampf dalam versi bercantumkan catatan-catatan (annotation) historis menjadi salah satu buku nonfiksi paling laku di Jerman pada 2016. Demikian diungkapkan oleh penerbitnya pada Selasa lalu.

Buku itu awalnya diterbitkan pada 1920-an, tapi kemudian dilarang selama tujuh dekade di Jerman. Walaupun begitu, versi baru Hitler, Mein Kampf, A Critical Edition, bertengger di puncak daftar buku terlaku versi Der Spiegel selama 35 minggu.

Lembaga Sejarah Kontemporer di Munich mengatakan bahwa buku itu sudah terjual 35 ribu kopi.

Dikutip dari New York Times pada Rabu (4/1/2016), kesuksesan versi kritis dengan catatan itu menjadi bukti bahwa jerih payah tim ahli sejarah untuk memberi catatan, mengkritik, dan memberi konteks terhadap karya aslinya memang memberi hasil.

Proyek itu telah direncanakan sebelum berakhirnya larangan hak cipta selama 70 tahun pada 2015 lalu. Selama itu, hak cipta dipegang oleh negara bagian Bavaria, Jerman. Upaya penerbitan ulang sempat mengundang kontroversi.

Direktur lembaga itu, Andreas Wirsching, mengatakan, "Kami sangat senang bahwa jembatan ambisius antara tugas mendasar akademik dan penjelasan historis-politis sepertinya telah sukses."

Wirsching mengatakan bahwa penerbitan ulang itu memicu lebih dari 60 perbincangan di museum-museum, situs-situs peringatan, sekolah-sekolah, dan gereja-gereja.

Perbincangan itu menelaah edisi yang mencakup 3.500 catatan kritis dan historis terhadap versi aslinya, sekaligus menunjukkan tingginya minat publik dan menangkal kekhawatiran bangkitnya kembali sentimen neo-Nazi.

"Sebaliknya, diskusi tentang pandangan Hitler terhadap dunia dan menghadapi propagandanya memberikan kesempatan untuk mengkaji ulang akar masalah dan akibat dari ideologi totaliter tersebut," imbuh Wirsching, "Di saat nilai politik otoriter dan slogan sayap kanan sedang semakin populer."

Buku berisi ideologi Adolf Hitler diterbitkan lagi di Jerman. (Sumber The Local)

Keputusan untuk menerbitkan edisi baru yang mengedepankan "ras unggul" Arya memicu debat sebelum penerbitannya. Satu pihak berpendapat bahwa terbitan baru merupakan langkah penting menuju penjelasan tentang masa kelam Jerman.

Pihak lain bersikeras bahwa penerbitan itu akan mendorong nasionalis dan xenofobia pada saat negeri itu sedang terselimuti tarik ulur soal pengungsi dan ancaman oleh para warga asing.

Karena sebagian besar penjualan dilakukan melalui penjual buku, lembaga itu mengaku tidak statistik berkaitan dengan jenis orang yang membelinya. Namun, berdasarkan laporan harian-harian lokal dan nasional, para pembelinya didiuga bukanlah para ekstremis sayap kanan atau radikal sejenisnya.

Sudah ada lebih dari 30 permintaan terbitan terjemahan, tapi lembaga itu hanya berencana menerbitkan edisi-edisi bahasa Inggris dan Prancis.

Manifesto pemimpin Nazi itu mulanya terbit dalam dua volume pada 1925 dan 1927, tapi kemudian dilarang oleh pihak Sekutu sejak 1945 dan tidak pernah diterbitkan resmi di Jerman hingga hadirnya versi dengan catatan pada tahun lalu.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya