Liputan6.com, Seoul - Menteri Kebudayaan Korea Selatan (Korsel) mengundurkan diri setelah ditangkap atas dugaan membuat daftar hitam terhadap artis yang menyuarakan kritik terhadap Presiden Park Geun-hye. Nyaris 10.000 artis masuk daftar tersebut.
Cho Yoon-sun, merupakan menteri pertama Korsel yang ditangkap ketika masih menjabat. Keberadaan daftar hitam buatan Yoon-sun telah memicu kemarahan sekaligus meningkatkan momok kembalinya kediktatoran seperti pada era Park Chung-hee di mana berita, seni, dan hiburan disensor ketat.
Park Chung-hee merupakan ayah dari Presiden Park. Ia berkuasa setelah melakukan kudeta militer dan pada 1972 ia mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup.
Advertisement
Tak lama setelah penangkapannya, Cho mengajukan pengunduran diri dan langsung diterima oleh Perdana Menteri, Hwang Kyo-ahn. Demikian seperti dilansir Al Jazeera mengutip pernyataan kantor berita Yonhap, Minggu, (22/1/2-17).
Pengadilan di distrik pusat Seoul mengumumkan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan atas Cho dengan dakwaan penyalahgunaan wewenang dan sumpah palsu. Surat tersebut dikeluarkan menyusul permintaan jaksa.
Baca Juga
Terkait dengan daftar hitam ini, pengadilan juga mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Kim Ki-choon, mantan kepala staf Presiden Park. Ia dituduh sebagai sosok yang telah memerintahkan Cho untuk membuat daftar seniman "berhaluan kiri."
Kim (78) merupakan mantan pejabat intelijen senior. Ia mendapat kecaman atas dugaan keterlibatannya dalam pelanggaran HAM yang terjadi semasa kediktatoran Park Chung-hee.
"Ada risiko terdakwa berusaha untuk menghancurkan barang bukti," kata hakim yang menerbitkan surat perintah penangkapan untuk Cho dan Kim.
Penyelidikan terhadap keduanya merupakan bagian dari skandal politik yang melibatkan Presiden Park dan teman lamanya, Choi Soon-sil. Sementara Park masih melenggang bebas, Choi sudah ditahan.
Park yang tercatat sebagai presiden perempuan pertama Korsel, dituduh berkolusi dengan Choi untuk memaksa sejumlah perusahaan Korsel termasuk raksasa teknologi dunia, Samsung, untuk menyumbangkan dana sekitar US$ 70 juta ke yayasan yang dikendalikan Choi. Uang tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi.
Bulan lalu, anggota parlemen Korsel telah mengajukan pemakzulan Park ke Mahkamah Konstitusi dan saat ini tuntutan tersebut tengah dipelajari untuk selanjutnya diputuskan pada pertengahan Maret.
Skandal politik itu turut menyeret sejumlah mantan pejabat senior dan staf presiden di mana kebanyakan dari mereka telah ditangkap.
Meski demikian, pengadilan di distrik pusat Seoul telah menolak permintaan jaksa untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pewaris Grup Samsung, Lee Jae-yong yang dituduh menyuap Choi demi melanggengkan kekuasaannya. Ia gagal dipenjarakan karena kurangnya bukti.