Mengenang Kunjungan Raja Arab ke Indonesia 47 Tahun Silam

Kala itu, 47 tahun silam, kedatangan Raja Faisal disambut oleh Presiden Soeharto dan Ibu Negara Tien Soeharto di Istana Merdeka, Jakarta.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 02 Mar 2017, 12:40 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2017, 12:40 WIB
Raja Faisal berkunjung ke Indonesia 47 tahun sebelum Raja Salman. (Soeharto.co)
Raja Faisal berkunjung ke Indonesia 47 tahun sebelum Raja Salman. (Soeharto.co)

Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Raja Salman ke Indonesia menjadi kunjungan yang bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Raja Salman menjadi raja Arab Saudi kedua yang berkunjung ke Indonesia, setelah Faisal Ibn Abdul Aziz As Saud pada 47 tahun silam.

Seperti apa kunjungan Raja Faisal kala itu?

Kala itu Rabu, 10 Juni 1970, Raja Faisal berkunjung ke Indonesia.

Kedatangan Raja Faisal disambut oleh Presiden Soeharto dan Ibu Negara Tien Soeharto di Istana Merdeka, Jakarta. Untuk menghormati kunjungan tersebut, jamuan makan malam kenegaraan pun digelar.

"Setelah berjabat tangan, Presiden membimbing tamunya ke ruangan kepresidenan, bersama-sama duduk di kursi panjang, sementara itu Ibu Tien duduk di kursi lainnya dekat Presiden," demikian gambaran sambutan terhadap petinggi Arab Saudi yang Liputan6.com kutip dari buku 'Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973' buatan Tim Dokumentasi Presiden RI yang dilansir situs soeharto.co pada Kamis (2/3/2017).

Setelah itu, percakapan berlangsung lebih dari setengah jam. Diikuti oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi H. Aminudin Aziz, Menteri Negara Idham Chalid, dan rombongan Raja Faisal.

Dalam pidatonya, Presiden Soeharto mengemukakan sekali lagi sikap pemerintah Indonesia yang sepenuhnya berdiri di pihak bangsa Arab dalam perjuangan melawan Israel.

"Presiden menyatakan bahwa Indonesia telah mengusahakan dengan segala jalan dan melalui berbagai forum, agar Resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 1967 dilaksanakan sepenuhnya. Indonesia juga berusaha agar hasil-hasil Konferensi Jeddah yang di prakarsai Raja Faisal dapat terlaksana demi penyelesaian krisis Timur Tengah," demikian mengutip buku tersebut.

Dalam pidato balasannya, Raja Faisal menyatakan bahwa sikap Indonesia yang jelas memihak Arab dalam perjuangannya tidak ada yang sanggup mengingkari.

"Hubungan antara kedua negara terus diperkuat dan dikembangkan. Sebab hubungan yang telah terjalin ini bukan hanya pada saat terakhir ini, tetapi merupakan tradisi yang didasarkan atas kepercayaan kepada Allah dan Rasulullah," begitu digambarkan dari 'Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973'.

Setelah acara makan malam, diadakan tukar-menukar cindera mata. Presiden Soeharto memberikan sebilah keris dan seekor macan yang diawetkan, sedangkan raja Faisal memberikan sebilah pedang Arab yang disepuh emas.

Berikut ini cuplikan kunjungan Raja Arab Saudi, Faisal Ibn Abdul Aziz As Saud pada tahun 1970:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya