Liputan6.com, Jakarta Pembangunan rumah sakit Indonesia di Negara Bagian Rakhine segera terealisasi. Daerah itu merupakan "rumah" bagi etnis Muslim Rohingya di Myanmar.
Dijelaskan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, kepastian mengenai hal tersebut didapat usai Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan perwakilan Mer-C dan PMI.
"Rencananya prosesnya segera dimulai. Harapannya pada akhir bulan ini," sebut pria yang kerap disapa Tata ini di kantor Kemlu, Kamis, (15/3/2017).
Tata mengatakan, dimulainya proyek pembangunan ini hanya tinggal menunggu izin turun. Diyakini izin dari Pemerintah Myanmar akan diberikan dalam waktu dekat.
"Jika semua sudah diterima dari Pemerintah Myanmar, pembangunan akan segera dilakukan akhir bulan ini," ucap Tata.
Baca Juga
Selain izin, dia memastikan semua faktor sudah seluruhnya siap. Oleh sebab itu, jika izin keluar maka pembangunan rumah sakit tidak seharusnya menemui hambatan.
"Persiapan dan dana sudah cukup matang," ucap Tata.
Pada Juni 2016 lalu Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad mengatakan pembangunan rumah sakit ini ditujukan untuk membantu perdamaian di Rakhine, wilayah yang kerap dilanda perseteruan antar etnis.
"Iya kita bawa misi perdamaian, bahwa di Indonesia itu muslim sama Buddha bisa bekerja sama. Buktinya nanti rumah sakit di Rakhine merupakan hasil kerja sama antara Muslim dan Buddha. Ini yang diusung," kata Sarbini di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (13/6/2016).
Untuk membangun rumah sakit ini, sedikitnya dibutuhkan dana Rp 30 miliar. Sarbini ingin rumah sakit segera dibangun karena tanah sudah siap.
"Ini komitmen kemanusiaan. Kita mau beri kontribusi pada rakyat Myanmar. Bahwa salah satu cara untuk mendamaikan adalah memberikan contoh. Masalah agama itu masalah individu, tetapi masalah hidup ini yang kita usung. Negara Indonesia besar. Mereka respons bagus dan tanya kapan akan dibangun," jelas Sarbini.
Advertisement