Liputan6.com, Dili - Seorang mantan gerilyawan terpilih menjadi presiden Timor Leste. Francisco "Lu-Olo" Guterres berjanji akan memelihara perdamaian dan persatuan sebagai pemimpin Bumi Loro Sae, dalam pidato kemenangannya setelah penghitungan suara terakhir menunjukkan ia unggul pemilihan Orang Nomor Satu di sana.
Seperti dilansir dari VOA News, Minggu (26/3/2017), Francisco "Lu-Olo" Guterres memperoleh 57 persen suara dalam pemilu presiden Timor Leste babak kedua. Perolehan itu terakhir diumumkan Jumat 25 maret 2017 malam.
Saingan utamanya, Antonio da Conceicao, memperoleh 32 persen. Suara selebihnya dibagi antara enam calon lainnya.
Advertisement
Hasil tersebut yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilu Nasional dan masih perlu diperiksa oleh pengadilan banding.
Sejauh ini presiden Timor Leste sebagian besar hanya merupakan lambang negara, perdana menteri lah yang memimpin pemerintahan.
Lu-Olo, yang mewakili Fretilin, partai tradisional perlawanan terhadap kekuasaan Indonesia, mengatakan dalam pidatonya pada Sabtu 26 Maret 2017 bahwa ia akan menjadi presiden bagi semua rakyat Bumi Loro Sae.
Lu-Olo merupakan capres dari partai yang memimpin upaya revolusi kemerdekaan Timor Leste, Fretilin. Ia juga didukung oleh mantan presiden dan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao.
Timor Leste telah menggelar pemilihan presiden (pilpres) yang pertama kali digelar tanpa bantuan dari PBB pada 20 Maret 2017. Pada pilpres kali ini, terdapat delapan kandidat yang dapat dipilih.