Di Balik Wajahnya yang Seram, Ternyata T-Rex Kekasih yang Lembut

Meski sering dianggap sebagai hewan pemakan daging yang menyeramkan, ternyata T-Rex merupakan kekasih yang sensitif.

oleh Citra Dewi diperbarui 31 Mar 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2017, 18:00 WIB
Tyrannosaurus rex atau biasa disebut T-rex
Tyrannosaurus rex atau biasa disebut T-rex. (iStock)

Liputan6.com, Madison - Tyrannosaurus rex atau biasa disebut T-rex, mungkin dianggap sebagai salah satu makhluk paling mengerikan yang pernah ada di Bumi. Namun menurut penelitian terbaru, hewan purba tersebut juga merupakan kekasih yang sensitif.

Dinosaurus pemakan daging yang memiliki tinggi rata-rata enam meter dan gigi runcing dengan panjang hingga 23 cm itu, ternyata memiliki moncong sensitif untuk menyentuh, sama seperti ujung jari manusia.

T-rex dan tiranosaurus lain menggunakan hidungnya untuk menyelidiki lingkungan sekitar, membangun sarang, dan dengan hati-hati mengambil telur dan bayinya yang rentan.

Namun para ahli meyakini, terdapat kemungkinan bahwa T-rex jantan dan betina gemar saling menggosokkan wajah mereka yang juga sensitif.

"Saat bercumbu, tiranosaurus kemungkinan senang menggosok wajah sensitif mereka satu sama lain sebagai bagian pendekatan penting sebelum kawin," tulis peneliti dalam jurnal Scientific Reports, seperti dikutip dari Independent, Jumat (31/3/2017).

Penemuan itu menyusul penemuan anggota baru dari keluarga tiranosaurus yang disebut Daspletosaurus horneri di Montana, Amerika Serikat.

D horneri hidup sebelum T-rex, yakni sekitar 74 juta tahun lalu. Hewan itu memiliki ukuran 3/4 dari T-rex, dengan panjang tubuh 9 meter.

"Wajah" D horneri lah yang memberi informasi penting dan membuka jendela baru terhadap evolusi dan anatomi tiranosaurus.

Ilmuwan meyakini bahwa dinosaurus dan tiranosaurus lain termasuk T-rex, memiliki wajah besar, tulang datar, dengan pelindung mirip kulit yang kokoh di sekitar moncong dan rahang.

Dengan mencolok, permukaan keras moncong tersebut terdapat banyak bukaan saraf kecil atau "foramen".

Hal tersebut memungkinan ratusan cabang saraf trigeminal mengakses permukaan moncong, dan membuat seuruh wajah dinosurus sebagai "tangan" yang sangat sensitif.

Sebuah susunan serupa juga dapat dilihat pada buaya dan aligator, yang memiliki ribuan benjolan senstif kecil yang disebut integumentary sensory organs (ISOs) di sekitar rahangnya.

"Foramen identik di tiranosaurus menunjukkan bahwa mereka juga memiliki kulit super sensitif juga," ujar pemimpin penelitian dari Carthage College di Wisconsin, Dr. Thomas Carr.

Saraf trigeminal memainkan peran sensorik khusus di banyak mamalia, reptil, dan burung, sebagai alat untuk mendeteksi mangsa mereka. Buaya merasakan sentuhan dan getaran di air melalui saraf trigeminal. Sementara itu burung menggunakannya untuk mendeteksi medan magnet.

"Temuan kami dari jaringan sensori kompleks ini sangat menarik, karena berasal dari saraf trigeminal yang memiliki sejarah evolusi luar biasa yang berkembang menjadi "indra keenam" di berbagai vertebrata," kata rekan penulis, Profesor Jayc Sedlmayr, dari Louisiana State University.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya