Tentara Gadungan Serang Markas Militer Afghanistan, 50 Tewas

Taliban mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka dalang serangan tentara gadungan di markas militer Afghanistan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Apr 2017, 12:36 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2017, 12:36 WIB
Tentara Afghanistan. (AFP)
Tentara Afghanistan. (AFP)

Liputan6.com, Mazar-e-Sharif - Sedikitnya 50 tentara Afghanistan tewas dalam serangan yang dilakukan gerilyawan Taliban di sebuah pangkalan militer di Provinsi Balkh utara. Demikian disampaikan beberapa pejabat militer.

Menurut laporan yang beredar, jumlah korban jauh lebih tinggi dari delapan kematian yang dilaporkan sebelumnya.

Pihak militer mengatakan bahwa serangan yang terjadi pada Jumat 21 April waktu setempat berada di dekat sebuah masjid di markas tersebut, yang terletak di kota Mazar-e-Sharif.

Militan Taliban mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa mereka lah dalang serangan tersebut.

"Taliban mengenakan seragam tentara dan melewati pos pemeriksaan militer sebelum meluncurkan serangan tersebut," kata seorang juru bicara militer seperti dikutip dari BBC, Sabtu (22/4/2017).

Seorang komandan tentara mengatakan, bahwa baku tembak di markas masih bisa didengar pada Jumat malam. Satu dari beberapa penyerang meledakkan dirinya.

Juru bicara militer AS John Thomas mengatakan, serangan yang menelan 50 korban jiwa itu begitu signifikan. Berpusat di sekitar masjid dan ruang makan di kamp tersebut.

Markas militer di Mazar-e-Sharif adalah rumah bagi Korps ke-209 Tentara Nasional Afghanistan, yang bertanggung jawab untuk mmengamankan sebagian besar wilayah Afghanistan utara termasuk Provinsi Kunduz.

Beberapa tentara Jerman dan tentara asing lainnya bertugas di sana.

Bulan Maret lalu, sekitar 50 orang dilaporkan meninggal, ketika gerilyawan yang diyakini ISIS menargetkan pasien dan staf sebuah rumah sakit militer di Kabul. Mereka menyerang dengan senjata api, granat dan pisau.

Juga pada bulan Maret, Taliban mengatakan bahwa mereka telah berhasil merebut Distrik Sangin -- wilayah itu penting di selatan Afghanistan -- setelah pertempuran setahun penuh.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya