Liputan6.com, Vatikan - Paus Fransiskus baru-baru ini menerima kritikan dari American Jewish Committee (AJC). Hal itu terjadi karena pemimpin tertinggi umat Katolik itu menyamakan pusat-pusat penampungan pengungsi di Eropa dengan kamp-kamp konsentrasi zaman Nazi.
Pernyataan itu Paus keluarkan kala berbicara dengan para imingran di Gereja St Bortholomew Basilica pada Sabtu 22 April lalu. Di situ, pemimpin Takhta Suci Vatikan berkisah tentang seorang pria yang ia temukan di barang pengungsian di Pulau Lesbos, Yunani tahun lalu.
"Saya tidak tahu apakah dia bisa keluar dari kamp konsentrasi situ. Karena barak pengungsi --kebanyakan-- mirip dengan konsentrasi (kamp), karena mereka dipenuhi dengan banyak orang," kata Paus dalam bahasa Italia, seperti dikutip dari CNN, Senin (24/4/2017).
Advertisement
Terkait ucapan itu, AJC mengeluarkan pernyataan agar Sri Paus untuk mempertimbangkan pemilihan kata yang cukup disayangkan.
"Kondisi di mana para pengungsi kini tinggal di beberapa negara Eropa mungkin sangat sulit dan berhak mendapat perhatian internasional, tapi membandingkan dengan kamp konsentrasi sangatlah jauh berbeda," kata CEP AJC David Harris.
"Nazi dan sekutunya telah menggunakan konsentrasi kamp untuk budak belian dan membunuh jutaan orang selama Perang Dunia II," lanjut Harris.
"Tak ada yang bisa membandingkan dengan tragedi itu," tambahnya.
Terkait permintaan AJC, laman Vatikan merespons bahwa Paus Fransiskus saat itu tengah berpidato tanpa teks ketika mengatakan "barak pengungsi seperti kamp konsentrasi, sementara perjanjian internasional tampak lebih penting dibanding hak asasi manusia itu sendiri."