Liputan6.com, Bangkok - Tiga pria China ditahan di Thailand pada 13 Juni setelah polisi menemukan ketiganya menjalankan semacam pabrik 'like'.
Kegiatan itu mereka lakukan dari sebuah rumah di dekat perbatasan Kamboja. Aktivitas yang mereka lakukan adalah menghasilkan 'like' di media sosial guna mempopulerkan produk asal Tiongkok.
Baca Juga
Mereka ditangkap pada 11 Juni 2016 lalu setelah polisi menggerebek sebuah rumah sewaan dan menemukan sebuah rak berisi sekitar 500 ponsel yang terhubung ke komputer.
Advertisement
Polisi juga menyita hampir 400.000 kartu SIM Thailand yang diduga dibeli untuk menjalankan operasi tersebut.
Ketiga pria yang berusia sekitar 30-an awal itu mengatakan, mereka dipekerjakan oleh perusahaan China untuk memberikan 'like' sejumlah produk, termasuk obat-obatan herbal, permen dan perusahaan tur.
"Mereka didakwa karena bekerja tanpa izin dan menyelundupkan barang ilegal," kata petugas imigrasi Kolonel Ruengdet Thammana, di mana barang ilegalnya merujuk pada telepon genggam, seperti dikutip dari Asia One, Rabu (14/6/2017).
Pabrik 'like' hanyalah salah satu dari banyak penipuan online yang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan menjadi momok utama bagi raksasa media sosial.
Sejumlah pabrik 'like' mengendalikan puluhan ribu akun media sosial palsu yang dapat diprogram untuk memberikan 'like' sebuah laman atau posting.
Pabrik tersebut biasanya digunakan oleh orang-orang biasa dan politisi yang ingin meningkatkan kepopuleran mereka.
Selain itu, 'jasa' tersebut juga digunakan perusahaan untuk memastikan produk diprioritaskan tampil dalam media sosial -- karena mendapat banyak 'like', serta penulis berita hoax yang berusaha mencapai daftar 'paling banyak dibaca'.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini: