Indonesia Sebarkan Pesan Toleransi hingga ke Pantai Gading

Menlu Retno Marsudi memimpin delegasi Indonesia dalam KTM OKI di Pantai Gading yang membahas berbagai masalah dunia.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 11 Jul 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2017, 05:00 WIB
Menlu Retno dalam Konferensi Tingkat Menteri OKI di Pantai Gading
Menlu Retno dalam Konferensi Tingkat Menteri OKI di Pantai Gading (Foto Dokumentasi Kemlu)

Liputan6.com, Abidjan - Menteri Luar Negeri Indonesia, [Retno Marsudi],(2951438 "") memimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri (KTM) ke-44 Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Abidjan, Pantai Gading, pada 10-11 Juli 2017.

KTM ke-44 OKI mengusung tema "Youth, Peace and Development in a World of Solidarity".

Pertemuan ini akan menghasilkan berbagai resolusi. Di antara lain terkait Palestina, isu politik, terorisme, program aksi OKI-2025, minoritas muslim, HAM dan kemanusiaan, keorganisasian OKI, ekonomi, perdagangan, sosial dan budaya, serta teknologi informasi.

Lantaran banyaknya agenda di dalam KTM OKI, delegasi Indonesia akan memanfaatkan pertemuan ini untuk mendorong negara-negara anggota untuk bersatu dan senantiasa mengembangkan dialog, terutama dalam menyikapi situasi di Timur Tengah saat ini.

Selain itu, dalam menghadapi ancaman terorisme, Indonesia menekankan pentingnya kerja sama, khususnya dalam menyelesaikan akar permasalahan.

Indonesia juga akan menyampaikan mengenai peranan pemuda penting dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk ekstremisme, terorisme dan radikalisme. Selain itu, pendidikan yang baik dengan nilai-nilai toleransi yang tinggi, saling menghormati dan budaya perdamaian perlu terus dikembangkan bagi generasi muda.

Pada KTM ke-44 OKI akan dibahas pula rancangan resolusi mengenai OIC-Contact Group on Peace and Conflict Resolution (OIC-PCR) yang diusulkan oleh Indonesia.

KTM tersebut adalah pertemuan puncak tahunan tingkat Menteri Luar Negeri negara-negara anggota OKI yang dilaksanakan untuk mengkaji perkembangan pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (Kepala Negara/Pemerintahan).

Pertemuan ini juga dimanfaatkan untuk membahas berbagai perkembangan di kawasan dan global yang berdampak pada Dunia Islam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya