Liputan6.com, Peshawar - Sebuah pos pemeriksaan yang dijaga oleh polisi di daerah Mirzawalang Provinsi Sar-e Pul, Afghanistan utara diserang. Militan kemudian menyerang permukiman warga.
"Penyerang kemudian memasuki desa dan menembak mati sebagian besar warga sipil Syiah termasuk wanita dan anak-anak," kata seorang juru bicara gubernur provinsi tersebut, seperti dikutip dari BBC, Senin (7/8/2017).
Baca Juga
Sedikitnya, 50 warga sipil terbunuh oleh serangan militan tersebut.
Advertisement
"Mereka terbunuh dengan cara yang brutal dan tidak manusiawi," tambah jubir tersebut.
Jubir tersebut melaporkan, tujuh anggota pasukan keamanan Afghanistan terbunuh termasuk sejumlah gerilyawan.
"Kombinasi antara militan Taliban dan ISIS -- termasuk orang asing -- terlibat," katanya lagi. "Keduanya adalah kelompok militan Sunni."
Taliban membantah membunuh warga sipil. Kelompok tersebut mengatakan bahwa anggotanya membunuh 28 anggota milisi yang didukung pemerintah di daerah tersebut.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengutuk serangan tersebut.
"Teroris kriminal sekali lagi membunuh warga sipil, wanita, dan anak-anak," kata Ghani dalam sebuah pernyataan.
"Tindakan biadab ini dianggap pelanggaran langsung terhadap hak asasi manusia dan kejahatan perang."
Penyerangan dilaporkan meningkat di seluruh Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir. Menurut perhitungan PBB, lebih dari 1.662 warga sipil terbunuh dalam periode setengah tahun ini.
Presiden AS Donald Trump kini tengah mempertimbangkan apakah akan meningkatkan jumlah tentara AS yang membantu militer dan polisi di Afghanistan.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
https://www.vidio.com/watch/293914-pasca-perang-warga-afghanistan-kini-keranjingan-berdansa-zumba