Tumbuhkan Kumis, Pria Kasta 'Haram' India Dipukuli dan Ditusuk

Dua orang pria yang berasal dari kasta Dalit dipukuli oleh pria dari kasta lebih tinggi karena memiliki kumis.

oleh Citra Dewi diperbarui 05 Okt 2017, 14:23 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2017, 14:23 WIB
Logo dukungan untuk kaum Dalit
Ilustrasi kumis menghiasi foto profil WhatsApp dan Twitter warga India sebagai bentuk dukungan kepada pria Dalit yang mengalami kekerasan karena memiliki kumis. (Twitter/Devasish Jarariya)

Liputan6.com, Gujarat - Dalam beberapa hari terakhir, ilustrasi kumis menghiasi foto profil WhatsApp dan Twitter warga India. Hal tersebut merupakan bentuk dukungan kepada dua pria India yang mengalami kekerasan karena memiliki kumis.

Pada pekan lalu, seorang pria di Gujarat melapor polisi dan menyebut bahwa sejumlah orang berkasta lebih tinggi memukulinya karena dirinya memiliki kumis. Beberapa hari kemudian, saudara sepupunya ditusuk dengan alasan yang sama.

Kedua pria tersebut berasal dari kasta Dalit, kasta terendah di India. Dalit sering kali dianggap komunitas yang "untouchable" alias "haram" untuk disentuh. Keberadaan mereka tak dianggap dalam masyarakat tradisional India.

Menurut laporan, para penyerang berasal dari kasta Rajput, salah satu kasta tinggi di dalam stratifikasi sosial India. Dikabarkan, orang-orang dari kasta Rajput keberatan jika pria berkasta rendah memiliki kumis.

"Ketika aku mengunjungi temanku pada Jumat malam (29 September 2017), penyerang mencegatku dan menghinaku," ujar pria yang menjadi korban, Krunal Maheria, kepada NDTV.

"(Salah seroang penyerang) mengatakan kepadaku bahwa aku tak bisa menjadi Rajput dengan hanya menumbuhkan kumis. Ketika aku tak menghiraukannya, ia memukulku dengan tongkat," umbuh Maheria.

Dikutip dari BBC, Kamis (5/10/2017), sebagai respons atas kejadian tersebut, pengguna WhatsApp India mengubah foto profilnya. Beberapa pengguna Twitter pun mengunggah foto berkumis mereka dan disertai dengan tulisan #MrDalit dan #DalitWithMoustache.

Seorang guru di sekolah swasta di Kodinar, Gujarat, India, mengatakan bahwa ia mengganti foto profil WhatsAppnya sebagai bentuk protes terhadap insiden tersebut.

"Saat ini, berubahnya India membuat kaum Dalit memiliki pendidikan yang lebih baik dan berpakaian lebih baik," jelas dia.

"Namun ini tak bisa diterima oleh orang-orang yang percaya pada sistem kasta dan menyerang orang-orang Dalit untuk menunjukkan ketidaksenangan mereka," imbuh dia.

 

Nonton Konser, Pria Kasta 'Haram' India Dipukuli hingga Tewas

Peristiwa penyerangan dua pria kasta Dalit terjadi bersamaan dengan insiden nahas lain yang dialami pria dari kasta yang sama, Jayesh Solanki.

Hanya karena menonton konser tarian saat merayakan Festival Dussehra di Negara Bagian Gujarat, hidupnya berakhir dengan cara mengenaskan. Ia dipukuli hingga meninggal dunia.

Peristiwa itu bermula saat Solanki tengah menonton konser Garba, sebuah tarian tradisional. Ia yang datang bersama sepupunya, Prakash, tiba-tiba didekati seorang pria.

Dalam surat keterangan polisi seperti yang diungkapkan oleh Prakash, pria itu menghardik Solanki dan dirinya.

"Beraninya kalian datang ke sini," kata si pria itu.

"Kami bilang kepadanya bahwa kami menonton Garba karena saudara perempuan dan anak-anak perempuan kami turut serta dalam pertunjukan tersebut. Namun, pria itu justru menghina kami," terang Prakash.

Nonton Konser, Pria Kasta Rendah India Dipukuli Hingga Tewas (BBC)

Pria itu kemudian pergi meninggalkan mereka berdua, tapi kembali lagi dan membawa tujuh lainnya. Salah satunya menempeleng Prakash.

Solanki mencoba membela sepupunya itu. Namun, ia justru ditarik oleh delapan pria dan dipukuli.

Para pria itu kemudian melempar tubuh Solanki ke dinding hingga tak sadarkan diri. Alih-alih berhenti, mereka terus memukulinya bertubi-tubi.

Solanki kemudian dibawa ke rumah sakit, tapi setiba di sana, dokter menyatakan telah meninggal.

Polisi kini juga melindungi keluarga Solanki. Pihak keamanan khawatir, mereka diserang kasta yang lebih tinggi karena melaporkan insiden tersebut kepada pihak berwenang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya