Heboh Penampakan Babi Berotot Kekar di Kamboja, Mutan?

Karena harga babi bergantung kepada berat, maka babi yang berotot memberikan keuntungan lebih besar.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 11 Okt 2017, 18:20 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2017, 18:20 WIB
Babi kekar Kamboja
Karena harga babi bergantung kepada berat, maka babi yang berotot memberikan keuntungan lebih besar. (Sumber Facebook/DUROC.CAMBODIA)

Liputan6.com, Banteay Meanchey - Baru-baru ini dunia maya dikejutkan dengan foto dan video viral yang menayangkan babi-babi kekar di suatu peternakan Kamboja. Pihak peternakan tersebut mengunggahnya melalui Facebook.

Dalam tayangan, beberapa ekor babi tampak kekar berotot. Namun, tampilan itu justru mengundang sejumlah kritikan dari warganet.

Kegusaran pemirsa terutama karena babi-babi kekar itu seperti kesulitan berjalan. Badan pembela hak hewan PETA menuduh bahwa babi-babi itu telah mengalami rekayasa genetik.

Melalui blog, kelompok itu bahkan menyebutnya "babi-babi mutan" atau "Okja di dunia nyata."

Dikutip dari bebarapa sumber, hewan bernama Okja adalah karakter hewan dalam sebuah film Korea Selatan. Ia digambarkan sebagai babi super yang merupakan hasil pembiakan untuk keperluan pertandingan.

Okja adalah karakter hewan dalam suatu film Korea Selatan. Ia digambarkan sebagai babi super yang merupakan hasil pembiakan untuk keperluan pertandingan. (Sumber Twitter/@OKJAnetflix)

Seperti dikutip dari iflscience.com pada Rabu (11/10/2017), PETA menuliskan, "Babi-babi mutan diternakkan agar berkembang seukuran itu hanya untuk dijagal dan dimakan?"

"Ini benar-benar horor yang sedang berlangsung di sebuah peternakan Kamboja, di mana babi-babi yang diubah secara genetik dibiakkan untuk menumbuhkan massa otot."

Ada suatu dugaan tentang pengembangan massa otot pada babi. Permintaan produk babi semakin banyak dalam beberapa tahun belakangan ini. Karena harga babi bergantung kepada berat, maka babi yang berotot memberikan keuntungan lebih besar.

Akan tetapi, Newsweek menduga bahwa hewan-hewan itu mungkin dibiakkan agar menjadi berotot dan bukan karena modifikasi genetik. Alasannya, foto-foto lain yang diunggah ke Facebook oleh peternakan yang sama memperlihatkan bahwa tidak semua babi di sana berotot kekar.

Di lain pihak, warganet mencurigai adanya penggunaan steroid atau rekayasa genetik untuk menciptakan babi-babi seperti itu.

Bahkan warganet yang menduga hewan-hewan itu lebih karena pembiakan pilihan pun tidak terlalu suka.

Kata seorang pengguna Facebook, "Jelas dibiakkan agar jadi begitu. Apa tidak ada aturan yang menghentikan hal seperti ini?"

 

 

Berikut ini adalah tampilan babi-babi kekar di Kamboja:

Rekayasa Genetik, Belum Boleh untuk Konsumsi Manusia

Pada 2015 tim peneliti Korea Selatan menciptakan babi-babi berotot hanya dengan pengubahan tunggal pada gen yang mengatur produksi otot-otot. (Sumber Royal Society of Chemistry)

Belum jelas dugaan adanya rekayasa secara genetik, walaupun rekayasa genetik memang bisa menambah massa otot babi.

Pada 2015, tim peneliti Korea Selatan menciptakan babi-babi berotot hanya dengan pengubahan tunggal pada gen yang mengatur produksi otot-otot.

Tim Seoul National University itu berharap agar babi-babi yang dihasilkan mendapat persetujuan untuk konsumsi manusia.

Alasannya, pengubahan yang dilakukan tidak sebanyak modifikasi gen jenis lain yang memerlukan transplantasi gen antar spesies.

Pimpinan penelitian bernama Jin-Soo Kim berpendapat bahwa jenis pengubahan itu sebenarnya bisa dilakukan melalui beberapa cara lain. Katanya kepada Nature, "Kita bisa melakukan ini melalui pembiakan, tapi perlu waktu beberapa dekade."

Namun, sejauh ini belum ada hewan yang termodifikasi secara genetik disetujui untuk konsumsi manusia. Demikian juga dengan babi-babi berotot hasil rekayasa oleh Seoul National University tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya