Liputan6.com, Moskow - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Kamis mengeluhkan tentang penurunan bendera negaranya dari dua misi diplomatik Rusia yang ditutup oleh Amerika Serikat. Lavrov menyebut peristiwa itu "tidak dapat diterima".
Protes tersebut disampaikan Lavrov kepada rekannya, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, melalui sambungan telepon. Diplomat Rusia itu juga menyatakan bahwa langkah AS bertentangan dengan semangat memperbaiki hubungan antara kedua negara yang semakin lama semakin tegang.
"Tindakan sewenang-wenang oleh pejabat AS secara langsung bertentangan dengan pernyataan Washington...tentang niat untuk menormalisasi hubungan bilateral yang terpuruk dalam level yang tidak pernah terjadi sebelumnya," demikian pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (13/10/2017).
Advertisement
Baca Juga
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova sebelumnya mengatakan kepada awak media bahwa bendera Rusia telah 'diturunkan' dari bangunan konsulat di San Fransisco dan misi perdagangan di Washington.
Zakharova menambahkan bahwa protes keras telah diajukan dan pihak Rusia akan menentukan tindakan balasan.
Pada Agustus lalu, AS memerintahkan agar Rusia menutup konsulatnya di San Fransisco dan dua misi perdagangannya di Washington menyusul kebijakan Moskow untuk mengurangi staf diplomatik AS.
Pada hari Kamis, majelis rendah parlemen Rusia, Duma, membatalkan kunjungan anggotanya ke AS yang semula dijadwalkan akan berlangsung bulan ini.
Mempersulit Tugas Dubes AS untuk Rusia
Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov turut mengecam langkah Washington dalam insiden penurunan bendera tersebut.
"Langkah tersebut hanya akan menyulitkan dialog AS-Rusia. Kami menuntut segera diakhirinya pengambilalihan properti kami di AS yang disertai dengan tindakan ofensif," tegas Antonov.
Jubir Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengingatkan bahwa insiden penurunan bendera oleh AS tersebut bisa mempersulit awal masa jabatan Jon Huntsman, Dubes AS untuk Rusia yang baru.
Titik terendah hubungan Moskow-Washington pasca-Perang Dingin terjadi kala Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina pada tahun 2014. Sejumlah sanksi pun dijatuhkan atas Negeri Beruang Merah yang kemudian dibalas Rusia dengan embargo atas produk-produk pertanian Barat.
Donald Trump sejak masa kampanyenya telah berjanji akan memperbaiki hubungan dengan Rusia. Namun, belakangan pernyataan tersebut dibayang-bayangi dugaan kolusi antara Moskow dan tim pemenangan Trump.
Advertisement