18-10-1867: Alaska Resmi Berpindah Tangan dari Rusia ke AS

Pada 18 Oktober, Alaska dan Puerto Rico jatuh ke tangan AS. Sementara, di Nigeria, sekitar 700 orang tewas akibat ledakan pipa minyak.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 18 Okt 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2017, 06:00 WIB
Alaska
Alaska (AFP)

Liputan6.com, Washington, DC - Pada hari ini di tahun 1867, bendera Amerika Serikat berkibar untuk pertama kalinya di Alaska. Peristiwa itu menandai perpindahan resmi wilayah tersebut dari Rusia ke Negeri Paman Sam.

Warga Rusia merupakan orang Eropa pertama yang secara signifikan menjelajahi dan mengembangkan Alaska, wilayah yang terpisah dengan Rusia melalui Selat Bering. Seperti dikutip dari History, pada awal Abad ke-19, Perusahaan Amerika Rusia (Russian American Company atau RAC) mendirikan pemukiman Sitka dan memulai perdagangan bulu dengan penduduk asli Amerika.

Dalam perkembangannya pemukiman Rusia di Alaska tak berkembang pesat. Pada 1860-an, RAC dikabarkan merugi. Dihadapkan pada fakta subsidi yang besar jika Rusia tetap memaksakan eksistensi diri di sana, maka tsar dan para menterinya memutuskan untuk menjual Alaska ke AS.

Melihat besarnya Alaska, hal ini lantas dijadikan kesempatan oleh Menteri Luar Negeri AS kala itu, William H. Seward, untuk memperluas wilayah negaranya. Terlebih langkah ini dapat dilakukannya dengan biaya murah.

Dalam autobiografi bertajuk "Seward at Washington as Senator and Secretary of State: A Memoir of His Life, with Selections from His Letters" disebutkan, "Setelah dibahas semalaman, negosiasi (antara Menlu Seward dan Dubes Rusia untuk AS Eduard de Stoeckl) ditutup dengan penandatanganan perjanjian pada pukul 04.00 tanggal 30 Maret 1867".

Washington pun setuju untuk membayar US$ 7 juta bagi tanah berukuran dua kali wilayah Texas atau setara dengan seperlima benua Amerika.

Di dalam negeri Amerika, reaksi muncul beragam atas pembelian Alaska. Kebanyakan menyebut bahwa Seward telah melakukan langkah cerdas mengingat hal ini menambah luas wilayah AS sebesar 586.412 mil persegi.

Namun, ada pula yang mencemooh kebijakan ini seraya memberikannya julukan "Seward's Folly" atau "Kebodohan Seward". Selain itu, muncul pula guyon yang menyebut bahwa pembelian Alaska untuk menciptakan biro politik "Beruang Kutub" dan kantor "Inspektur Anjing Laut".

Lawan politik Presiden Andrew Johnson saat itu berhasil menunda persetujuan pembelian Alaska. Meski demikian, setelah satu tahun kegaduhan terjadi, Kongres akhirnya menyetujuinya dan Rusia secara resmi menyerahkan kendali atas Alaska ke AS.

Dalam beberapa dekade, Alaska terbukti menjadi harta karun yang luar biasa melalui sumber daya alamnya mulai dari emas sampai minyak. Hal ini mengingatkan kembali banyak orang pada "kebijaksanaan" Seward sekaligus mementahkan berbagai cemoohan terhadap dirinya.

AS mencatat sejarah lain, tepatnya pada 18 Oktober 1898. Ini menjadi hari di mana AS menandatangani kesepakatan gencatan senjata dengan Spanyol yang berujung pada penyerahan Puerto Rico ke Washington.

Ada pun pada 18 Oktober 1998, pipa minyak meledak di Jesse, Nigeria. 700 orang tewas dalam tragedi ini dan api dilaporkan terus berkobar selama nyaris satu pekan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya