Ilmuwan Stanford University: Nuklir Korut Dapat Memicu Zaman Es

Pakar dari Stanford University menjelaskan berbagai dampak ledakan nuklir Korea Utara, salah satunya penurunan suhu Bumi dan memicu Zaman Es

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 24 Okt 2017, 14:32 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2017, 14:32 WIB
Rudal balistik jarak menengah Korea Utara, Hwasong-12
Rudal balistik jarak menengah Korea Utara, Hwasong-12 (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP, File)

Liputan6.com, Washington, DC - Isu nuklir Korea Utara tak bisa dianggap enteng. Seorang pakar keamanan internasional mengatakan, senjata pemusnah massal milik Korut tak hanya berpotensi memicu kematian dalam jumlah besar, tapi juga bisa menyebabkan berbagai masalah krusial berskala global. Beberapa di antaranya adalah ancaman kerusakan iklim dan lingkungan.

"Ledakan sebuah bom nuklir mampu memicu kepulan debu dan material kecil ke udara. Jika dijatuhkan ke sebuah hutan atau kota, dampak kerusakannya bisa lebih parah," kata Paul Edwards dari Stanford University Amerika Serikat, seperti dikutip dari Newshub.co.nz, Selasa (24/10/2017).

"Jika meledak di kota atau hutan, api bom nuklir mampu membumbung hingga ke stratosfer Bumi. Api dan radiasi panasnya kemudian akan tersirkulasi ke seluruh wilayah Bumi, melubangi lapisan ozon, dan mampu menyebabkan dampak iklim yang cukup serius."

"Selain itu, kepulan debu dan material yang terangkat ke atmosfer akibat ledakan, dapat menghalangi sinar Matahari. Hal itu mampu menyebabkan penurunan suhu dunia hingga mencapai 2 derajat Celsius, seperti pada Zaman Es di Bumi, sekitar 700 atau 800 tahun yang lalu."

Seluruh kejadian itu akan menyebabkan kekeringan, kerusakan ekosistem, gagal panen, bencana kelaparan, dan menimbulkan kerugian krusial bagi manusia.

 

Bisa Menghancurkan Sebuah Kota

Akan tetapi, Paul Edwards menilai, segala kekhawatiran yang dipicu atas ancaman nuklir Korea Utara, sesungguhnya masih jauh dari kenyataan, atau setidaknya beberapa tahun sebelum benar-benar terjadi.

"Secara teori, rudal mereka mungkin mampu menjangkau kawasan yang cukup jauh, seperti Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, dan kawasan Pasifik lainnya. Namun, masih butuh beberapa tahun lagi bagi Korut untuk mampu mempersenjatai rudal itu dengan nuklir," jelas Edwards.

Meski demikian, Edwards tak menutup kemungkinan bahwa cepat atau lambat, Korea Utara dapat benar-benar membuat rudal berhulu ledak nuklir dalam tahun-tahun ke depan.

"Diperkirakan mereka akan memiliki stok rudal nuklir sekitar 10 - 60 buah dengan daya ledak yang beragam, di antara 10 kiloton hingga 500 megaton. Memang, itu jumlah yang sedikit dan kecil. Namun, itu tetap sebuah senjata nuklir yang mampu menghancurkan sebuah kota jika mereka hendak melakukannya."

Komentar Edwards muncul setelah Jepang memperingatkan bahwa ancaman nuklir Korea Utara telah "berkembang ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, kritis dan segera terjadi", dan Korea Selatan mengatakan bahwa "perilaku provokatif rezim Kim Jong-un menjadi semakin buruk".

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya